Rabu, 01 Juli 2015

Makalah Dasar Dasar Sains Untuk Anak Usia Dini_PGPAUD STKIP




MAKALAH
DASAR-DASAR SAINS UNTUK ANAK USIA DINI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Sains Anak Usia Dini


Dosen Pengampu :
HARIA GUNAWAN, S.Pd.

 









Disusun oleh :
AI NURUL’AEN          8620713150396
CUCU ARISTIKA        8620713150399
SITI QOMARIAH        8620713150405
IRMA RISMAYA        8620713151668
LENI YULIANI            8620713151668
NURLAELASARI        8620713150404
ELSA JUWITA            8620713151048
NURLAELASARI        8620713170463




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PANCA SAKTI
2015
 




BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sains dan anak merupakan hal tidak dapat dipisahkan sehingga sejak dini perlu dikenalkan pada anak sebagai calon seorang guru anak usia dini kita harus mengetahui pelajaran sains yang cocok pada anak. Untuk itu kita harus memperkenalkan tentang sains tersebut.
Seperti apakah itu sains? siapakah ilmuan itu? Kita anak dan sains, semuanya harus diketahui oleh guru dan anak.
Untuk itu semua pembelajaran tersebut harus diajarkan pada anak, untuk masa yang akan datang akan berguna.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka didapat rumusan masalah menyenai:
1.      Pengertian sains
2.      Siapakah ilmuan itu?
3.      Anak, kita dan sains.
4.      Pentingnya pembelajaran sains bagi AUD
C.    Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapat batasan masalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui Pengertian sains
2.      Mengetahui Siapakah ilmuan itu?
3.      Memahami Anak, kita dan sains.
4.      Mengetahui Pentingnya pembelajaran sains bagi AUD
D.    Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1.      Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
2.      Memperlancar proses belajar mengajar
3.      Menambah pengetahuan tentang sain yang dekat dengan lingkungan anak






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
1.      Apakah SAINS itu?
Dari susut bahasa sains berarti pengetahuan yang berasal dari bahasa Latin. Tetapi pernyataan tersebut terlalu luas untuk dimengerti untuk itu perlu dimunculkan etimologi lainnya. Secara konseptual terdapat sejumlah bahasan mengenai arti kata sains sesungguhnya.
a.       Amien (1987) mendefinisikan sains sebagai bidang ilmu alamiah dengan ruang lingkup zat dan energy baik yang terdapat pada makhluk hidup maupun tak hidup lebih banyak mendiskusikan tentang alam .
b.      James conan (1958) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lainyang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih baik.
c.       Abu hamidi (1991) memberikan pengertian sains sebagai ilmu teoritis yang didasarkan atas pengamatan ,percobaan percobaan terhadap gejala alam berupa makrokosmos dan mikrokosmos
d.      Fisher mengartikan sains itu sebagai pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode metode yang berdasarkan pada pengamatan dengan penuh penelitian
Dari uraian diatas dapat ditarik pengertian sains secara substansial bahwa sains adalah dipandang sebagai suatu proses maupun hasil atau produk serta sebagai sikap. Gambaran tentang batasan dari sains sebagai proses sebagai prduk dan sebagai sikap akan dijelaskan sebagai berikut:
Pertama , sains sebagai suatu proses adalah suatu metode untuk memperoleh pengetahuan . Kedua sains sebagai suatu produk terdiri dari berbagai fakta , konsep , prinsip hokum dan teori . Ketiga sains sebagai suatu sikap atau dikenal sebagai istilah keilmuan maksudnya adalah berbagai keyakinan opini dan nilai nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.
2.      Siapakah ilmuan itu?
Ilmuan merupakan padanan kata dari scientist yang diambil dari istilah dalam bahasa inggris.seseorang dapat dikatakan sebagai saintis dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut :
a.       Dari cara kerja dalam menyingkap alam dan menyelesaikan permasalahan seseorang dapat dikatakan sebagai saintis apabila cara kerja dia dalam mengenal menggali dan mengungkapkan sesuatu yang terkait dengan alam ini dan segala permasalahannya mengikuti proses alamiah dengan kata lain menggunakan metode ilmiah.
b.      Dari kemampuan menjelaskan hasil dan cara memperolehnya , kemampuan seseorang dapat dikatakan sebagai ilmuan dilihat dari bagaimana ia menjelaskan dan bagaimana cara ia mendapatkannya.
c.       Dari sikap terhadap alam dan permasalahan yang dihadapinya . untuk dapat melakukan cara kerja yang sesuai dengan prosedur dan metode sains serta dapat menghasilkan sesuatu dengan keinginannya . beberapa indicator yang dapat dijadikan ukuran melekat atau tidaknya sikap sikap sebagai saintis diantaranya :
1)      Memilki hasrat ingin tau yang tinggi
2)      Memiliki sikap yang tidak mudah putus asa
3)      Memilki sikap keterbukaan untuk dikritik dan diuji
4)      Memilki sikap menghargai dan menerima masukan
5)      Sikap jujur
6)      Sikap kritis
7)      Sikap kreatif
8)      Sikap positif terhadap kegagalan
9)      Rendah hati
3.      Kita, anak dan sains
Banyak ahli yang telah menyelidiki bagaimana konsep dan batasan sains ditinjau dari sudut anak , diantaranya menurut Carson sains adalah segala sesuatu yang menakjubkan sesuatu yang ditemukan dan dianggap menarik serta member pengetahuan atau merangsangnya mengetahui dan menyelidikinya.
Berdasarkan pada ilustrasi gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pengembangan bagi anak agar efektif dan optimal hendaklah melalui cara cara yang dapat menyatukan kita , sains dan anak dalam satu kegiatan yang sinergis dan harmonis. .





B.     Pentingnya Pembelajaran Sains Bagi Anak Usia Dini
1.      Tujuan Pembelajaran sains bagi Anak.
a.      Pentingnya tujuan dalam pembelajaran sains
Suatu tujuan yang dianggap terstandar dan memiliki karakteristik yang ideal, apabila :
1)      tujuan yang dirumuskan memiliki tingkat ketepatan ( validity), kebermaknaan ( meaningfulness), fungsional dan relevansi yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran.
2)      Serangkaian tujuan yang dikembangkan hendaklah memiliki tingkat keterukuran yang memadai, dapat diamati dan dinilai secara mudah, sederhana dan praktis.
3)      Terkait dengan fenomena-fenomena realitas sains yang ada dan terjadi selama ini.
Sains sebagai salah satu alat pengungkapkeberadaan dan rahasia alam raya sangat penting untuk dikuasai.
b.      Tujuan pengembangan pembelajaran sains anak usia dini
Leeper ( 1994), dengan menilik pada hal-hal di atas secara umum menyampaikan bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini hendaklah ditujukan untuk merealisasikan empat hal, yaitu :
1)      Ditujukan agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2)      Ditujukan agar anak-anak memiliki sikap-sikap ilmiah
3)      Ditujukan agar anak- anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah ( yang lebih dipercaya dan baik)
4)      Ditujukan agar ank-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan dalam lingkungan sekitar
5)      Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dalam kehidupan seharihari
6)      Membantu melekatkan aspekaspek yang terkait dengan keterampilan proses sains
7)      Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian diluar lingkungannya.
8)      Memfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab dan mandiri dalam kehidupannya.
9)      Membnatu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari hari.
10)  Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains dan menjelaskan berbagaikonsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
11)  Membantu anak agar dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan YME.
Sejumlah sikap yang mulai dikembangkan dalam program pembelajaran sains sejak dini adalah :
1)      Jujur.
2)      Kritis.
3)      Kreatif.
4)      Positif terhadap kegagalan.
5)      Rendah hati.
6)      Tidak mudah putus asa.
7)      Terbuka untuk dikritik.
8)      Menghargai dan menerima masukan.
9)      Berpedoman pada fakta dan data yang memadai.
10)  Hasrat ingin tahu yang tinggi.
2.      Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak
Nilai sains terhadap pengembangan anak, jika dilihat berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan terutama dari Bloom, dkk (Ibrahim, 1996) secara hirarkis berada pada level yang lebih tinggi. Sumbangan pengembangan pembelajaran sains menjadikan anak berada pada suatu pembentukan karakter yang lebih manusiawi dan dihargai sebagai individu yang harus berkembang didunianya dan dilingkungannya, maksudnya adalah sifat-sifat sains yang empiris, obyektif, logis, dan ilmiah akan member nilai yang sangat berharga bagi anak untuk dapat menjadi pribadi yang memiliki rasional dan dapat mengendalikan diri secara lebih jujur, terbuka serta berpegang pada realitas yang ada.

a.      Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak
Abtuscato (1982) menilai bahwa kegiatan sekolah yang sering kali dihabiskan untuk mengasah daya piker dan menyerap pengetahuan semata-mata itu adalah keliru. Mengacu pada teori perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan anak yang menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan apa yang di perolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang di pelajarinya itu dalam lingkup kehidupannya atau belajarnya. Nilai yang sesungguhnya dari sifat pengembangan kognitif mengacu pada dua dimensi, yaitu dimensi isi dan dimensi proses. Jika anak diarapkan menguasai konsep-konsep terkait dengan sains baik berupa fakta, konsep maupun teori, fasilitasilah mereka dalam menguasainya melalui kegiatan yang bias mencakup dimensi isi maupun proses tersebut. Pengembangan kemampuan kognitif membawa anak menguasai konsep yang sekaligus memahami cara mengaplikasikannya, sehingga produk dan perkembangan sains lebih bermakna dan fungsional bagi kehidupan anak.
Dalam dimensi pengembangan pembelajaran sains pada anak hendaklah cara-cara dan tindakan guru terkontrol pada pendekatan-pendekatan yang mengarah pada tindakan yang benar.
b.      Nilai sains bagi pengembangan afektif anak
Setiap anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Domain afeksi akan melekat dan menjadi suatu karakter yang mempribadi atau mengindifidualisasi pada jati diri anak, jika dalam pengambangannya disesuaikan dengan tuntutan perilaku yang terjadi secara nyata dalma kehidupan anak.
Dimensi afeksi dapat melekat, dan disajikan melalui keterlibatan anak dalam perilaku nyata, sehingga nilai afeksi yang dikembangkan merupakan suatu pola perilaku yang benar-benar diwujudkan dalam perbuatan. Ketika guru membimbing kegiatan sains, perasaan anak berkembang tentang yang dipelajarinya, anak belajar dan berkembang dari lingkungannya, atau dalam bahasa Dorothi Law Nolte anak belajar dari kehidupannya, sebagaimana yang diuraikannya: jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak di besarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dangan penghinaan ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan ia belajar menemukan cinta dalam kehidupannya.
Tugas guru yang terpenting dalam pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan,bermakna, menyentuh anak sehingga dapat menumbuhkembangkan afeksi anak secara positif (Abruscato, 1982).
c.       Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Perkembangan psikomotorik, biasanya mengarah pada tuntutan anak memiliki kesanggupan untuk menggerakkan anggota tubuh dan bagian-bagiannya. Dalam manipulasi lingkungan diperlukan koordinasi antara pikiran (mind) dan kesanggupan tubuh untuk melakukannya (baik dengan motorik kasar maupun motorik halusnya).
Perkembangan gerak (psikomotorik) pada anak TK adalah kelanjutan dari perkembangan gerak pada masa bayi. Aktivitas-aktivitas gerak tersebut dapat dilakukan dengan kombinasi gerakan dalam format dan struktur peraturan permainan sederhana, kompetitif yang secara lansung memberikan pengaruh terhadap pengembangan kualitas fisik anak. Misalnya mengamati pembuatan teh, membuat bangunan dari pasir.
Nilai sains bagi pengembangan berpikir kritis dan kreativitas, aktualisasi diri dan kesiapan kehidupan anak, pengembangan nilai religius anak
Pengembangan pembelajaran sains pada anak yang dikembangkan dengan beik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi, dan kemampuan guru dan sekolah dalam memfasilitasi pengembangan pembelajaran sains pada anak jugu memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatifitas anak, kemampuan berpikir kritis, kemmpuan dalam mengaktualisasi diri dan menyiapkan anak dalam menigis kehidupannya, serta mampu menumbuhkan nilai religius pada mereka (Abruskato, 192).


1)      Nilai sains bagi Perkembangan kertampilan berpikir dan kreatifitas anak
Pengenalan dan pengembangan aspek sains pada anak akan mengundang dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Pengembangan kreatifitas pada anak usia sekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang mesti di akomodasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mempu manggaplikasikan kemampuan kognitif, afekfis dan psikomotornya secara lebih luas melalui berbagai gagasan untuk kemapuan atau keterampilan, produk benda / sesuatu atau bentuk pertanyaan.
Selama mengikuti kegiatan sains kreatifitas anak akan diwujudkan secara nyata dalam bentuk menemukan konsep baru (dari bacaan),misalnya dalam kegiatan mencampurkan warna. Jika warna biru dicampur dengan warna kuning maka akan menjadi hijau, dsb. Sehingga anak mnumukan banyak warna-warna baru yang mungkin saja sebelumnya anak belum pernah melihatnya. Mengkreasi keterampilan baru / ahli (cara memberi makan ikan atau binatang ), dan lain-lain. Kegiatan sains yang baik untuk mengembangkan kreatifitas anak adalah harus diwujudkan dengan kegiatan pembelajaran sains yang kreatif pula, sebab aktifitas kreatif tidak mungkin tanpa penciptaan lingkungan belajar yang kreatif, serta semua pihak harus mendukungnya, baik guru, kepala sekolah, orang tua dan seluruh komponen lingkungan belajar sains.
2)      Nilai sains bagi pengembangan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi kehidupannya
Pengembangan pembelajaran sains pada anak dikemas sedemikian rupa, maka kematangan pada aspek-aspek pengembangan dalam diri anak akan semakin baik. Artinya jika akumulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang, akan berkontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengatualisasikan sirinya dalam kehidupan yang lebih luas. Pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan investasi bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara . pengembangan pembelajaran sains yang kondusif pada anak usia dini merupakan predictor tersedianya warga Negara yang berkualitas dimasa mendatang, serta pembelajarn sains baik saat ini merupakan predictor karier dan masa depan anak yang cerah.
3)      Nilai sains bagi pengembangan nilai religius anak
Sumaji ( 1988) mengakui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains ia akan merasa semakin kecil sebagai makhluk bila di banding Tuhan. Nilai lainnya dari sains pemahaman akan sains berkorelasi dengan pengikatan kesadaran religius seseorang. Like Wilardja (1997) menyatakan, dengan prose pengambangan pembelajaran sains yang tepat pada anak, maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka, menjadi pribadi yang gigih dan teguh dalam mengghadapi kesulitan, bahkan dapat menumbuhkan nilai religius, yaitu bersyukur dan memuliakannya.
Dengan mempelajari sains anak akan banyak menemui hal-hal baru yang menakjubkan. Seperti pembelajaran alam dan jagad raya. Alam dan jagad raya itu terdiri dari planet-planet, bulan, bintang dsb. Yang semuanya itu adala ciptaan allah SWT.



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Kehidupan anak tidak dapat lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas sosial. Makan, minum, menggunakan berbagai benda yang ada di rumah seperti radio, TV, dan kalkulator tidak lepas dari sains dan teknologi. Oleh sebab itu, guru hendaknya dapat menstimulasi anak dengan berbagai kegiatan yang terkait dengan sains dan teknologi. Untuk itu, seorang guru perlu mempelajari konsep-konsep keilmuan dan cara pengajarannya.
Sains juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak semakin memahami apa yang dipelajari. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil penginderaanya dengan berbagai benda yang ada disekitarnya. Pengetahuan yang diperolehnya akan berguna sebagai modal berpikir lanjut. Melalui proses sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis.
Dalam pembelajaran sains, anak juga berlatih menggunakan alat ukur untuk melakukan pengukuran. Alat ukur tersebut dimulai dari alat ukur nonstandar, seperti jengkal, depa atau kaki. Selanjutnya anak berlatih menggunakan alat ukur standar. Anak secara bertahap berlatih menggunakan stuan yang akan memudahkan mereka untuk berfikir secara logis dan rasional. Dengan demikian sains juga mengembangkan kemampuan intelektual anak.
Jadi, sains merupakan ilmu yang mempelajari alam. Yang berkaitan dengan lingkungan dan diri sendiri. Saintis adalah orang yang mendalami sains dan hidup edngan metode dan sikap seorang saintis. Jadi, dalam lingkungan anak usia dini, sebagai fasilitator, tugas kita terutama ditujukan untuk mendorong agar anak dapat mempelajari sains secara benar, mengingat semua yang telah dan sedang dipelajarinya dengan baik.

B.     Saran
Dengan membaca makalah ini, semoga pembaca dapat memahai apa itu sains, saintis dan kaitan kita sebagai pendidik, dengan anak dan sains.



DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, Ali.(2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung.
Taufik, Drs, M,Pd, Kons.2010. Psikologi perkembangan 1.Fip (UNP).Padang.
Sunanto Slamet,Drs,M,Ed.2005. Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta
https://rianiputri.wordpress.com/2012/12/13/pentingnya-sains-bagi-aud/