Rabu, 01 Juli 2015

materi perkembangan otak anak_PGPAUD STKIP



PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
OTAK PADA ANAK

Otak bayi bukan miniatur otak dewasa. Ia masih akan menjadi besar dan berkembang dari otak yang semula imatur menjadi matur. Selama otak berkembang pesat di tahun-tahun pertama kehidupan anak, inilah saat paling tepat untuk menstimulasinya. Lalu banyak pertanyaan muncul, mengapa stimulasi yang interaktif harus diberikan di masa-masa tersebut.
v  Kapan organ otak mulai terbentuk
Otak mulai tumbuh dan berkembang sejak bayi masih dalam kandungan, tepatnya setelah usia kehamilan 8 minggu. Susunan saraf pusat atau otak merupakan organ yang pertama kali terbentuk. Pada awalnya dimulai dengan pembentukan lempeng saraf (neural plate) pada sekitar hari ke-16 kehamilan. Kemudian, lempeng saraf ini menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Lalu, mulailah diproduksi sel-sel saraf.
Pada hari ke¬35 kehamilan atau sekitar minggu kelima, mulai terlihat cikal-bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya, terbentuklah batang otak, otak kecil dan bagian-bagian lainnya. Mulai usia delapan minggu kehamilan, terjadilah produksi sel saraf luar biasa cepatnya, kira-kira mencapai 250 ribu per detik. Pertumbuhan dan perkembangan otak juga berlangsung cepat sekali, terutama mulai di trimester ketiga, kira-kira saat kehamilan berumur 25 minggu hingga anak berusia 2 tahun.
v  Tahap Perkembangan Otak
Proses tumbuh kembang otak sangat kompleks dan melalui beberapa tahapan, yaitu penambahan sel-sel saraf (poliferasi), perpindahan sel saraf (migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi), pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (si- naps), dan pembentukan selubung saraf (mielinasi).
1.      Poliferasi
Pada awalnya, bentuk sel saraf (neuron) masih sederhana. Kemudian, mengalami pembelahan sehingga menjadi banyak. Inilah yang disebut proses penambahan (poliferasi) sel saraf. Proses proliferasi ini berlangsung pada usia kehamilan sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel saraf selesai/berhenti pada waktu bayi lahir.
2.      Migrasi
Setelah proses poliferasi, sel saraf akan mengalami migrasi atau berpindah ke tempatnya masing-masing. Ada yang menempati wilayah depan, belakang, samping, dan bagian atas otak. Waktu terjadi perpindahannya berbeda-beda sesuai program yang sudah dibentuk secara genetik dan alamiah.
Setelah sampai di “rumahnya” masing-masing, sel-sel saraf lalu berkembang. Setiap “rumah” memiliki kurva pertumbuhan sendiri-sendiri. Percepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda. Tak heran kalau kemampuan otak setiap anak juga berbeda. Proses migrasi sebenarnya berlangsung sejak kehamilan 16 minggu sampai akhir bulan ke-6. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang. Artinya, sel saraf yang bermigrasi lebih awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi berikutnya menempati lapisan luar (korteks serebri).
3.      Diferensiasi
Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks sudah memiliki komponen sel saraf yang lengkap. Seiring dengan itu juga sudah tampak adanya diferensiasi. Yaitu perubahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf menjadi enam lapis seperti pada orang dewasa. Sel saraf kemudian berubah menjadi sel neuron yang bercabang-cabang dan juga berubah menjadi sel penunjang (sel glia). Sel penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf menjadi matang dan besar. Fungsi sel glia juga mengatur kehidupan individu sehari-hari.
4.      Sinaps
Selanjutnya terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps). Setelah menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung saraf), sinaps makin bertambah banyak.
5.      Mielinisasi
Proses pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut mielinisasi masih
terus berkembang. Proses ini terjadi terutama beberapa saat sebelum terjadi kehamilan. Pematangan selubung saraf mencapai puncaknya ketika bayi berumur satu tahun. Setelah bayi lahir terjadi pertumbuhan serabut saraf. Lalu, terjadi peningkatan jumlah sel glia yang luar biasa serta proses mielinisasi.
Semua proses tersebut, selain berlangsung alamiah, juga dipengaruhi oleh stimulasi dan nutrisi. Nah, di sinilah pentingnya peranan orang tua pada masa prenatal (kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam perkembangan otak anak. Karena itu, jika ibu atau ayah menghendaki si kecil mempunyai otak yang berkualitas, maka perlu memahami tahapan perkembangan otak anak meskipun secara garis besar saja. Persiapan agar anak memiliki otak yang berkualitas harus dimulai sebelum kehamilan,
selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai proses perkembangan otak itu selesai.

v  Berat Otak Bayi
Berdasarkan hasil penelitian, dibandingkan dengan seluruh berat badan ternyata berat otak hanya mencapai 2-3 persen. Rata-rata ketika baru lahir berat otak bayi adalah 350 gram. Kemudian, menginjak usia 1 tahun bertambah menjadi 1.200 gram. Percepatan pertambahan berat otak pada setiap anak berbeda-beda, tergantung pada faktor genetik dan lingkungannya.
Penelitian juga menyebutkan, otak bayi baru lahir ternyata besarnya sudah mencapai 25 persen dari otak orang dewasa. Kemudian, pada usia satu tahun perkembangannya sudah mencapai 70 persen dari otak dewasa. Pada umur satu tahun juga otak bayi sudah mengandung 100 miliar sel neuron. Dari angka tersebut, sekitar 70-80 persen sel neuronnya telah terbentuk secara lengkap. Memang, sejak bayi dilahirkan sampai berusia 1 tahun terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat sehingga masa ini disebut periode lompatan pertumbuhan otak. Dalam rentang waktu tersebut, sel neuron sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Maka tak salah jika orang tua disarankan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk menstimulasi bayi secara optimal. Berdasarkan penelitian juga, diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan otak anak perempuan ternyata lebih cepat dibandingkan otak anak laki-laki. Sebaliknya, konon otak anak laki-laki lebih besar dibandingkan otak perempuan. Kenapa? Kemungkinan karena faktor genetik.
v  Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Otak
Yang pasti, tumbuh-kembang otak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Jika kedua faktor ini tak mendukung, maka dengan sendirinya tumbuh-kembang otak jauh dari optimal. Faktor genetik dan lingkungan tak bisa berdiri sendiri, keduanya saling berkaitan dan bergandengan agar otak berkembang dengan baik.
-          Faktor genetic
Faktot ini dipengaruhi juga oleh kondisi kesehatan ataupun gizi saat si kecil masih berupa janin. Jadi, kalau ibu kekurangan gizi, otomatis perkembangan sel-sel saraf dan pertumbuhan jaringan saraf janin pun tidak sebanyak yang harusnya bisa dicapai jika gizi ibu bagus.
Alhasil, otak bayi cenderung kecil dan kemungkinan kemampuan memorinya menjadi sedikit. Proses kerja otaknya juga lebih lamban ketimbang otak yang ukurannya lebih besar. Kelak, perkembangan motorik si kecil akan terlambat dan sehari-hari pun ia terlihat kurang cerdas. Tak heran, jika ibu hamil sangat dianjurkan untuk selalu mengonsumsi makanan yang bergizi.
-          Faktor lingkungan
Dalam hal ini orang tua, juga punya peran yang penting terutama untuk menstimulasi si kecil. Rangsangan yang lebih optimal tentu harus diberikan setelah bayi lahir ketimbang waktu ia masih dalam kandungan. Suara atau belaian orang tua merupakan stimulasi bagi bayi yang dapat mempercepat perkembangan otaknya.
v  Kenapa otak harus distimulasi
Tanpa stimulasi, otak bayi menjadi tidak terolah. Akibatnya, jaringan saraf (sinaps) yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya pemberian stimulasi secara rutin. Mengapa harus rutin? Karena setiap kali anak berpikir atau mengfungsikan otaknya, maka akan terbentuk sinaps baru untuk merespons stimulasi tersebut. Berarti, stimulasi yang terus-menerus akan memperkuat sinaps yang lama sehingga otomatis membuat fungsi otak akan makin baik.
Mengenai stimulasi ini, para peneliti di Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak yang tidak banyak distimulasi maka otaknya akan lebih kecil 30 persen dibandingkan anak lain yang mendapatkan rangsangan secara optimal.
Pertumbuhan dan perkembangan otak sangat tergantung pada kerja sama antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Namun, berdasarkan pengamatan, faktor lingkungan ternyata paling banyak berperan dalam menentukan masa depan anak. Contohnya, lingkungan dengan suasana yang baik dan menyenangkan, gizi baik, imunisasi, stimulasi dan kasih sayang yang cukup dapat mengoptimalkan perkembangan otak anak.
v  Susunan Otak
Secara sederhana, otak dibagi dalam 2 bagian, yaitu otak besar dan otak kecil. Otak besar berperan penting dalam kemampuan berpikir dan tingkat kecerdasan seseorang. Sedangkan otak kecil memiliki tanggung jawab sebagai pengontrol koordinasi dan keseimbangan.
Selanjutnya, struktur otak terbagi menjadi 2 bagian, yaitu otak kiri dan kanan. Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Otak kiri berkaitan dengan fungsi akademis seperti belajar berhitung (matematika), logika, membaca, menulis, menganalisa, dan mengembangkan kemampuan daya ingat. Sementara, otak kanan berkaitan dengan kreativitas, seperti seni atau olahraga.
v  Cara Menstimulasi Otak Kiri Dan Kanan
Baik otak kiri maupun kanan membutuhkan stimulasi yang seimbang agar fungsi-fungsinya bisa berkembang secara optimal. Tak mungkin hanya merangsang otak kiri atau otak kanan saja. Para pakar psikologi menilai, jika stimulasi dilakukan secara seimbang, maka tak hanya unsure kecerdasan yang akan meningkat melainkan kepribadian anak di kemudian hari.
Contoh menstimulasi otak kiri dan kanan di antaranya ketika ibu menyusui, dendangkanlah lagu-lagu yang terasa nikmat serta belai dan sentuhlah si bayi dengan lembut. Ajak pula si kecil berbicara meskipun ia belum bisa menjawab ucapan ibu atau ayahnya. Nah, melodi dari lagu akan menstimulasi otak kanan bayi, sedangkan lirik lagu yang didendangkan ternyata mampu merangsang otak bagian kiri. Yang jelas, stimulasi terhadap bayi mesti dilakukan dengan suasana gembira, bermain, aman, dan nyaman.
v  Tentang Sialic Acid
Zat-zat nutrisi sangat berperan dalam mendorong proses tumbuh-kembang otak anak. Zat yang sudah dikenal perannya adalah asam lemak omega-3 atau omega-6 yang banyak terdapat pada ASI. Zat ini di dalam tubuh bayi akan berubah menjadi AA dan DHA yang konon berfungsi dalam pembentukan membran sel saraf. Lantaran itu, banyak susu formula yang menyertakan AA dan DHA dalam komposisi gizinya. Untuk diketahui, zat-zat lain yang banyak terdapat dalam ASI juga mendorong peningkatan kecerdasan anak.
Penelitian terbaru menyebutkan ada zat lain yang banyak terdapat di otak, terutama di lapisan otak bagian luar, yaitu sialic acid yang juga terkandung dalam ASI. Fungsi sialic acid adalah membantu meningkatkan kemampuan memori dan proses belajar pada anak. Tentu saja kemampuan ini berpengaruh pada kecerdasannya. Namun menurut Dwi Putro, pertumbuhan dan perkembangan otak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Artinya, tak Cuma zat-zat nutrisi tertentu yang punya peranan dominan bagi tumbuh kembang otak, termasuk sialic acid ini.
v  Nutrisi Yang Dapat Mendukung Tumbuh Kembang Otak Si Kecil
Nutrisi otak sebenarnya sudah terdapat pada asupan makanan empat sehat lima sempurna yang kita berikan kepada anak setiap hari. Ibarat sebuah paket, makanan untuk otak sama dengan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu karena pertumbuhan fisik dan volume otak tak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan tubuh seorang anak. Hanya saja, di dalam gizi seimbang empat sehat lima sempurna, ada beberapa zat gizi (nutrien) yang fungsinya secara spesifik dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak si kecil. Nah, berikut ini aneka zat gizi yang dibutuhkan oleh otak:
a.       Karbohirdat
Merupakan sumber energi yang diperlukan untuk berbagai proses metabolisme otak dan proses pembentukan simpai-simpai saraf pada otak bayi dan anak untuk proses berpikir. Terdapat pada makanan berbahan beras, terigu, jagung, sagu dan kentang.
b.      Protein Dan Asam Amino
-          Asam folat
Berperan penting dalam pembentukan otak bayi sejak awal kehamilan. Kekurangan asam folat dapat menimbulkan kelainan berupa Neural Tube Defect (NTD) yang dapat menimbulkan dampak jangka panjang pada kehidupan bayi, bahkan sering kali menimbulkan kematian. NTD merupakan kelainan bawaan berat pada otak, tulang kepala dan sumsum tulang belakang yang dijumpai sebagai anensefalus, hidrosefalus, mikrosefalus dan spina bifida.Setelah bayi lahir, asam folat tetap dibutuhkan untuk pembentukan selubung saraf otak agar otak berkembang optimal. Sumber asam folat terdapat pada hati ayam, kacang kedelai, bayam, kembang kol, brokoli, daging, gandum, telur, susu, dan keju.
-          Tyrosine dan Tryptophan
Berperan untuk menghasilkan neurotransmitter yang berfungsi menyerap pesan dan mengolahnya sehingga pesan dapat disampaikan lebih optimal. Terdapat pada telur, kacang-kacangan dan susu yang difortifikasi dengan kandungan ini.
-          Kolin
Penting sebagai komposisi utama membran sel normal serta menjaga keutuhan membran sel dalam proses-proses biologi, seperti aliran/rangsangan informasi, komunikasi intrasel, dan bioenergi. Selain itu, kolin juga dapat membantu fungsi normal otak melalui pembentukan neurotransmitter asetilkolin, yaitu bentuk senyawa kolin yang sangat berperan pada fungsi otak. Sumber kolin bisa didapatkan dari ASI dan suplemen kolin.
c.       Lemak
AA—DHA, merupakan asam lemak esensial (ALE) yang dibutuhkan dari luar, karena tubuh tidak dapat membentuknya sendiri. Keduanya penting untuk pembentukan membran sel, terutama sel saraf otak dan sel saraf retina. Bisa didapat dari minyak ikan, aneka ikan (salmon, sardin, ikan lele, makarel, hering, dan tuna), sayuran hijau, minyak kanola, kenari, biji gandum dan kacang kedelai, serta masih banyak lagi. Khusus untuk AA terdapat juga pada kacang tanah, daging, unggas, susu, minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak wijen, minyak kedele, dan kenari.
d.      VITAMIN
1.      Vitamin B1 (tiamin) merupakan gizi esensial untuk kesehatan otak dan sel saraf. Bisa dijumpai pada biji-bijian dan makanan yang telah diperkaya seperti roti, nasi, pasta dan sereal sarapan.
2.      Vitamin B5 (asam pantotenat) merupakan bentuk koenzim yang dapat membantu mengantar rangsangan saraf. Sumber vitamin B5 ada pada daging, unggas, ikan, sereal biji-bijian, susu, sayur dan buah.
3.      Vitamin B6 (piridoksin) membantu mengubah tryptophan menjadi seretonin, zat kimia otak yang bisa menimbulkan rasa tenang bagi tubuh. Rendahnya kadar seretonin umumnya akan membuat orang cepat stres, sulit tidur, dan depresi. Sumber vitamin B6 bisa dijumpai pada daging ayam, ikan, hati, sereal biji-bijian, kacang-kacangan dan polong-polongan.
4.      Vitamin B12 (sianokobalamin) membantu mempertahankan jaringan saraf agar tetap sehat. Sumber vitamin B12 ada pada telur, daging, ikan, unggas, serta susu dan produk olahannya.
e.       MINERAL
1)      Zat besi (Fe) diperlukan bagi pembentukan selubung saraf dan mencegah gangguan kecerdasan. Bahan makanan sumber Fe adalah ASI, daging, hati, jantung sapi, daging ayam, ikan, kuning telur, kacang-kacangan, kedelai, sayuran berdaun hijau, serealia, dan lain sebagainya.
2)      Zink (seng) berfungsi untuk kekebalan dan merupakan bagian dari lebih 200 jenis enzim. Oleh karena itu zink penting bagi berbagai fungsi, termasuk pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, fungsi sensori, perlindungan antioksidan dan stabilisasi membran otak. Sumber zink yang utama adalah daging, unggas, ikan laut, produk susu dan serealia.
3)      Yodium merupakan komponen dari hormon tiroksin yang berperan meningkatkan laju oksidasi dalam sel-sel tubuh. Sangat berperan untuk perkembangan mental serta kecerdasan (IQ). Terdapat pada sayur, daging merah dan ikan laut. Untuk menambah pasokan yodium dalam tubuh, dapat pula menambahkan konsumsi garam beryodium yang dicampur pada makanan untuk anak setiap hari.
v  Tip Menyajikan Makanan Sehat
Kecerdasan otak dapat tercapai secara optimal bila asupan nutrisinya seimbang dalam jumlah dan kualitasnya. Syarat untuk menyajikan makanan terbaik bagi kecerdasan, antara lain:
1.      Menggunakan produk segar
Bahan segar dan berkualitas merupakan unsur utama dalam makanan sehat bagi otak. Karena itu pergunakan sebanyak mungkin produk segar seperti buah-buahan, sayuran, seafood, unggas, daging, dan produk lainnya. Produk olahan biasanya mengandung bahan aditif yang kurang baik dikonsumsi dalam jangka panjang. Jika mungkin pilihlah produk segar yang organik karena akan memberi efek positif untuk kesehatan. Pemakaian pestisida berlebihan dalam produk sayuran dan buah segar bisa berdampak negatif untuk tubuh.
2.      Olahan variatif
Jika ingin merasakan manfaat optimal dari bahan segar yang sudah dipilih, gunakan cara memasak yang sehat seperti mengukus, mengetim atau menumis. Makanan gorengan dan bakar bisa disajikan sekali-sekali sebagai selingan saja. Usahakan untuk kreatif dengan mencoba menambahkan bahan makanan dengan citra rasa berbeda.
3.      Padu Padan
Untuk menghindari kebosanan rasa, ibu harus kreatif memadupadankan makanan bahan baku protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain. Usahakan sedapat mungkin untuk tetap menjaga rasa alami dari bahan-bahan segar.
v  Menyajikan
Sebaiknya sajikan makanan sesegar mungkin, karena itu olah makanan sesaat akan disajikan. Dengan cara ini bukan hanya tekstur dan rasa yang terjaga tetapi juga kualitas nutrisinya. Sajikan makanan berbahan segar dengan pelengkap yang sehat. Umpama, sup krim dengan roti gandum, atau salad buah segar dengan taburan kacang sangrai.
-          Sesuai takaran
Hidangkan sesuai takaran porsi. Mulailah dari porsi kecil dulu. Secara alami anak dapat mengukur porsi makanan yang dia butuhkan dan kita pun bisa melihat berapa banyak yang telah masuk. Usahakan si buah hati merasa bebas untuk menentukan menu pilihannya yang membuat dia berselera.
-          Peralatan sehat
Hindari penggunaan wajan, panci, pengaduk, sendok penggoreng dan peralatan makan yang terbuat dari bahan-bahan berbahaya. Beberapa produsen alat masak terkemuka sudah memasangkan label food grade pada produknya yang berarti aman digunakan untuk mengolah makanan.
-          Suasana menyenangkan
Umumnya nafsu makan anak akan lebih baik jika dalam suasana santai, sehingga anak dapat makan lebih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar