ASAL MULA SUKU ASMAT
1. Asal Usul Suku Asmat
Berdasarkan mitologi bahwa asal manusia Asmat dan
kebudayaanya diciptakan oleh seorang pemuda bernama Fumeripits saat peperangan
beliau mati terdampar di tepian sungai Asewets, kemudian ia di hidupkan kembali
oleh seekor burung Flminggo atau bisa disebut juga burung Raja Sakti. Sehingga
rasa kesunyian mendorongnya untuk menggambar rumah, menata batang kayu menjadi
patung dan tifa.
Ketika tifa itu di tabuh gambar rumah pun menjadi
rumah laki – laki (yeu) dan mejelmalah patung menjadi manusia Asmat.
2. Lokasi Suku Asmat
Daerah kebudayaan suku Asmat terletak di wilayah
pegunungan yang lebat di bagian selatan papua (Irian Jaya) Pemukimannya
dikelilingi oleh hutan sagu yang menghasilkan makanan pokok utama.
Untuk lebih jelasnya maka suku Asmat di bagi 2 tempat
:
- Daerah bagian Hilir
Daerah tempat tinggal orang Asmat Hilir adalah dataran rumah yang luas di
daerah sepanjang Pantai tertutup hutan rimba tropika yang diselingi rawa – rawa
dan hutan sagu.
- Daerah bagian hulu
Daerah tempat tinggal orang Asmat Hulu adalah daerah yang semakin ke
dalam daerahnya berbukit – bukit dengan padang
rumput yang luas, dan perkempungan Suku Asmat bagian hulu ini terdiri dari 2
jenis rumah
3. Sistem Kekerabatan
System
kekerabatan orang Asmat disebut keluarga inti menogami dan kadang kadang
poligami.
Orang asmat
tinggal bersama – sama dalam rumah panggung kecil seluas 3x4x4 m yang disebut
zsyem, ada pula kesatuan kekerabatan yang lebih besar keluarga luas ukosilokal
dan keluarga ovunkalokal.
Keluarga
luas Ukosilokal adalah keluarga yang sudah menikah kemudian berdiam di rumah
istri, sedangkan keluarga Ovunkalokal adalah keluarga yang sudah menikah
kemudin berdiam di rumah keluarga istri pihak ibu, jadi dalam suatu keluarga
besar beranggotakan keluarga inti yunior dan beberapa keluarga inti senior.
Orang asmat
merasa dirinya sangat serasi dengan alam ia adalah manusia sejati
”Asmati....... ke enak Anakel (”Aku adalah Wanita Sejati).
Masyarakat
Asmat juga mengenal struktur paro masyarakat yang disebut Aipun. Pimpinan Aipun
inilah yang mengambil prakarsa untuk mengadakan musyawarah untuk membicarakan
suatu persoalan atau pekerjaan.
4.
Mata Pencaharian
Mata
pencaharian hidup orang asmat di daerah pantai adalah meramu sagu dan berburu
binatang yang berada di pedalaman bermata pencharian di bidang perkebunan.
Pohon sagu
sebagai penghasil makanan pokok, yang tumbuh hampir merata disetiap lokasi dan
di dalamnya hidup pada sebagai jenis fauna dan flora seperti babi hutan, kadal,
tikus, bajing tebang, serta reftil biyawak maupun ular dan burung Cendrawasih. Selain itu pohon kayu besar digunakan
untuk bahan peralatan dan pengungkapan rasa seni.
5.
Sistem Religi Dan
Kepercayaan
Suku Asmat
yakin bahwa mereka adalah keturunan dewa yang turun dari sebrang laut, tempat
matahari terbenam, orang asmat juga yakin bahwa lingkaran tempat tinggal
manusia juga merupakan tempat tinggal roh yang terbagi menjadi :
a.
Yi-ow adalah roh nenek moyang yang bersifat baik
terutama bagi keturunannya. Roh ini menjaga sagu, danau, sungai dan hutan
b.
Os Bopam adalah roh – roh jahat yang membawa
penyakit dan bencana beberapa upacara besar yang berhubungan dengan
penghurmatan roh nenek moyang :
v Nabismbu adalah
upacara pembuatan Mbrs (patung ukir nenek moyang yang mati di bunuh)
v Yanipokmbu adalah
upacara pembuatan dan pengukuhan rumah yew
v Tajimbu aalah upacara
pembuatan perahu lesung
v Yamasy Pokumbu adlaah
upacara persai
v Mbipok kumbu adalah
upara topeng.
6.
Sistem Politik
Dalam sistem
politik dankemasyarakatan suku Asmat terdapat struktur paroh masyarakat dan
pemimpin suku bangsa Asmat.
a.
Struktur Paroh Masyarakat
Tujuan bangsa Asmat mengenal
struktrur paroh masyarkat agar dapat saling mengawasi dan bersaing untuk
meningkatkan kualitas masyarakat.
b.
Pemimpin Suku Asmat
Pemimpin Suku Asmat adalah
sederajat dengan warga lain tetapi harus lebih pandai dan ahli dalam pekerjaan
atau aktivitas ahli tertentu. Ahli lain dianggap telah terhormat dari pada
pemimpin dalam masyarakat Asmat adalah seniman Pahat patung atau wow – ipits.
7.
Sistem Ekonomi dan Kesenian
a. Sistem Ekonomi
Perekonomian
suku Asmat mulai dibangun oleh Belanda melalui proyek pembangunan yang
dilaksanakan suatu cabang perusahaan Imex Zumber Trade Company kemudian
pembangunan tersebut diteruskan saat daerah Asmat dikuasai pemerintah Indonesia
pada tahun 1963
b. Sistem Kesenian
Kesenian Suku
Asmat yang utama adalah ukir – ukiran dari kayu seperti patung, topeng, tumbak,
tifa dan penohok sagu. Selain membuat ukiran juga dapat membuat alat – alat
rumah tangga seperti kapak dari batu, yang mana batu kapak ini jarang di jumpai
di Asmat karena daerahnya berawa – rawa untuk mendapatkannya yang akan
dijadikan kapak.
8.
Lambang – Lambang yang
Berkaitan
a. Burung Bangau (Heron)
Yaitu
lambang kemenangan dan keberhasilan pahlawan (Heros and socceiso)
b. Alat kelamin laki –
laki (male genital)
Yaitu lambang kehidupan dan
kegagahan (life and vitally)
c. Kapak batu, anak
panah, bulu burung kausari.
Yaitu lambang kebesaran pemimpin (greaness of the learder)
d. Ikan pari, (stingray)
jari, akar beringi (boyan root)
e. Lipatan kulit
(winkles on skin)
Yaitu lambang
f. Penyo, alat kelamin
Pria, tulang punggung ikan, tulang burung enggan, dagu burung enggan
Yaitu lambang keseburan
g. Cacing tanah, tulang
belakang manusia, kulit ular, kulit penyu,
Lambang
panglima perang
ASAL MULA SUKU
ASMAT
Oleh Kelopok : 3
v Aniska
v Linda Miliawati
v Nurus Suraya
1. Asal Usul Suku
Amat
2. Lokasi Suku Asmat
3. Sistem
Kekerabatan
4. Mata Pencaharian
5. Sistem Nilai dan
Kepercayaan
6. Sistem Politik
7. Sistem Ekonomi
dan Kesenian
8. Lambang – lambang
yang berkaitan
MADRASAH ALIYAH AL – FALAH
Jln. Raya Nagreg Km. 38 Telp (022) 7951192 Pamucatan
Nangreg Kabupaten Bandung Kode Pos 40397
Tidak ada komentar:
Posting Komentar