BAB I
AZAS DAN MEKANISME SERTA PROSES PELAJARAN
TQN
1.1.
Pengertian asas dan
mekanisme serta proses pembelajaran TQN
Pengertian asas atau dasar tidak lain adala “Al – Quran dan sunnah, ijma
dan qiyas “
Didalam al – quran surat
al jumuah ayat 2 dijelaskan, bahwa risalah yang diperintahkan kepada
rasullulloh itu secara garis besarnya ada 3 bidang :
1.
Membawa umat untuk dapat membaca
kebebasan, baik dengan ayat – ayat quraniyah maupun ayat ayat kauniyah,
sehingga umat akan menatap imannya terhadap Allah SWT yang selanjutnya
berkembang ilmunya adalah ILMU TAUHID.
2.
Risalah membersihkan noda – noda
baik lahir maupun batin sebagai control sejauh mana keimanan umat itu dalam
perwujudan perbuatan yang mengikuti perintah Allah dalam kitab suci- Nya yang
dibimbing oleh utusan serta hikmah-hikmah. Pengontrolan noda dan pembersihannya
ini ajarannya namanya ikhsan dan ilmu, yang berkembangnya adalah ilmu TASAWUF.
3.
dalam perwujudan ketaatan
melaksanakan perintah Allah adalah ajaran ilsam yang ilmunya dalah Ilmu Fiqih.
Ketiga ilmu itu terpadu dalam pelaksanaanya, sehingga umat yang tadinya
dalam keadaan dholim menjadi muslim, mukmin atau muttaqin
Menurut pendapat Imam Gozali, bahwa barang siapa berfikir tanpa tasawuf
adalah orang fasik dan barang siapa bertasawuf tanpa fiqh adalah orang zindiq.
1.2.
Pengertian tarikat, tasawuf
dan TQN
Tarikat adalah usaha metode, atau cara untuk bisa mengamalkan ilmu
tasawuf (madzhab dalam tasawuf)
Tasawuf adalah usaha untuk
membersihkan bathin dari akhlak – ahklak yang tidak baik dan musyrik diisi
dengan ma’rifat dan tauhid
Tarikat qodriyah dan naqsyabandiyah adalah termasuk tarikat mu’tabaroh
artinya tarikat yang syah dan benar – benar menurut dasarnya dan pengamatannya.
Macam – macam tarekat yang berkembang diantaranya :
1.
Tarikat Qodriyah, tarekat dzikir
yang diucapkan adapah kalimat “laa ilaaha illallah” (szikir ini disebut juga
szikir jahar)
2.
Tarikat naqsabandiyah, tarekat
yang diucapkannya dengan kamlu (hati). (dzikir ini disebut juga dzikir khofi)
1.3.
Pengertian Dzikir
Dzikir berasal dari bahsa arab yang artinya ucapan atau ingatan yang
ditujukan kepada sesuatu yang diingat.
Menurut istilah dzikir adalah semua ibadah kepada Allah yang masih temasuk ibadah. Jika dalam ibadah
tidak ingat kepada yang di ibadati (Alloh ) maka celakalah ibadahnya. Ingat
Kepada yang di ibadati adalah inti dalam beribadah kepada Alloh .
Apabila manusia sudah mengenal (ma’rifat) dan cinta (mahabbah) kepada
tuhannya yaitu Alloh, mala secara otomatis bisa ingat kepada sesuatu karena ada
yang menarik atau istimewa pada sesuatu yang membuat manusia cinta dan
menyayangi sesuatu.
Perumpamaan orang yang ingat kepada Allah itu adalah seperti orang yang
hidup,sedangkan orang yang lupa atau tidak ingat kepada Alloh diibaratkan orang
yang mati.
Cirri – cirri orang yang ikhlas
1.
Adalah orang yang selalu ingat
kepada Alloh
2.
adalah segala apa yang dilakukan
hanya karena Alloh dan dimulai dengan nama Alloh,
3.
adalah semua yang kita lakukan
adalah kepunyaan Alloh
4.
adalah tujuan akhir semua ibadah
kita adalah hanya mencari keridhoan Alloh.
1.4.
Pelaksanaan dzikir jarah dan khofi
a.
Persyaratan untuk melaksanakan
dzikir jahar dalam tarikat qodariyah, yaitu :
1.
Talkih zikir minal mursyid harus
memperoleh pelajaran dari seorang mursyid Tarikah
2.
Pada waktu berzikir harus
mempunyai wudlu.
3.
Pada waktu mengucapkannya harus
bersuara yang semangat (keras)
4.
pada waktu mengucapkannya harus
merupakan harus merupakan pukulan pada titik – titik kesadaran pada latifah
Talqin dapat membersihkan nufus dapat mengarah pada
kedekatan kepada Alloh dan akhirnya akan memperoleh rasa bahagia yang murni.
Hasil dari melaksanakan dzikir jahar apabila
dilaksanakannya sesuai dengan persyaratan – persyaratan tadi, diantaranya :
1.
Cita – cita luhur
2.
Dapat menjaga kehonmatan
3.
Meningkatkan cita – cita dan dapat
mewujudkan syukuran dalam segala kehidupan.
hati merupakan batu dan jika demikian tidak dapat
dicapai apa apa seperti firman Alloh
dalam Qs Al Baqoroh : 74
Oleh karena itu sebagaimana batu tidak dapat
dipecahkan dengan kekuatan luar biasa, maka demikian pula dzikir tidak akan
berbekas para seluruh kekusatan hatim kecuali dengan kekuatan yang luar biasa
polam yaitu dengan dzikir jahar.
Syekhrul kamil Ibrahim Al – Mathuli RA, berkata
“angkatlah suara mu di kala engkau berdzikir sampai mencapai kumpulnya kekuatan
bathin(jam’iyat), seperti orang –orang Arifin, jam’iyat itu kumpulnya pikiran
dan perasaan “Tawajjuh” (menghadap Tuhan), selalu cenderung kepada-Nya putus
dari segala pikiran dan perasaan lainnya.
Ulama – ulama sufi berkata “apabila murid – murid
melakukan dzikir ucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan memusatkan perhatiannya
yang bukan padanya maka cepat erbuka segala tingkatan ajaran torekat, kadang –
kadang terasa dalam tempo satu jam yang tdak dapat dihasilkan dengan ucapan
kalimat lain dalam tempo satu bulan, atau lebih daru satu bulan”
b.
Dzikir Khofi
Tarikat nasyabandiayah yang menggunakan dzikir khofi (tidak diucapkan
dengan lisanm dihati) ialah dzikir pada latifah –latifah yang semuanya ada
tujuh latifah.
1.
Latifah qolbi
2.
latifaturani
3.
latifah khofi
4.
latifah ahfa
5.
latifah nafsi
6.
latifah qolab
pada dzikir dalam latifah – latifah itu ada tarbuyatun nufus yang
didalamnya ada tujuh nafsu yaitu:
1.
nafsu lawwamah
2.
nafsu sawiyah atau mulhimah
3.
nafsu mutmainah
4.
nafsu rodiyah
5.
nafsu mardiyah
6.
nafsu amarah
7.
nafsu kamilah
1.5.
Kedudukan mursyid dalam TQN
Mursyid adalah seorang guru, namun mempunyai profesi yang melekat tidak
boleh tidak boleh tidak ada sifat – sifat antara lain:
1.
Memperoleh izin dari mursyid
sebelumnya, baik tugasnya maupun ajarannya
2.
Alim betul tentang TQN dan
ajaranya yang diembankan sebagai tugas pokoknya.
3.
Pelaksana, artinya apa yang
diajrakan tadi diamalkan terlebih dahulu olehnya buka sekedar menyuruh saja
yang didirinya tidak dapat mengamalkannya.
4.
ikhlas terhadap tugas dan
kewajiban karena Alloh semata
5.
panutan yang mempunyai cirri –
cirri antara lain, tut wuri handayanim ing madio mangun karso, ing karso sung
tulodo
6.
sempurna artinya kalau dicari
catatannya dari agama dan agama sudah ditemukanm artinya lulus dan mulus.
Kedudukan Murid
Tujuan dari mempelajari & mengamalakn TQN :
1.
Hablum minalloh, hubungan dengan
Alloh SWT, sebagaimna ucapan yang biasa
dipanjatkan oleh mengamal TQN dalam memulai dzikir dengan ucapan: Illahi anta
maqsudi waridloka mathluubia’thini mahabbataka wa ma’rifataka”. Maksunya
penjelasan dari kalimat diatas adalah
a.
Kepada Alloh yang dimaksudkan,
artinya hanya kepada – Nya yang diharapkan atau harapan terakhir hanya kepada
Alloh adalah yang maha akbar dan segala yang maha.
b.
Keridhoan Alloh yang dicari,
artinyta kita mengharapkn keridhoan Alloh yang selalu kita harapkan
c.
Mengharapkan akan memperoleh sikap
mebcintai Alloh melebihi cinta –Nya
kepada mahkluk nya
d.
Ma’rifat adalah gambling tidak
ragu – ragu tidak was –was tidak bimbang jelas terhadap Alloh baik zat – Nya,
sifat-Ny, perbuatan-Nya
2.
Hablumminannas hubungan manusia
dengan manusia
BAB
II
DZIKIR
MAHABBAH SEBAGAI TARIKAT TQN
2.1.
a. Proses dan Dampak Karsa
dalam Kehidupan
1.
ingat – tertarik – hebat – senang
– cinta
2.
cinta – ingat – dinamis semangat –
bertindak penuh dengan kesungguhan – pengarahan potensi – konsentrasi – dalam
mewujudkan keinginan kehidupan
3.
cinta – kecemburuan – pengorbanan
membela dan menjaga – rindu – setia pengabdian
b.
Duduk perkara unsure manusia
1.
Mengerti – memahami – menghayati –
meyakini – mengimani
2.
tertarik – mencintai – terkenang –
cinta
3.
cinta – cemburu – pengorbanan –
pembelaan – rindu – setia – pengabdian
c.
cipta – rasa – karsa
akal – hati – perbuatan
iman – ihksan – islam
d.
Cara – metoda – tarikat – cinta
dengan ingat (dzikir kepada Alloh yang maha ) secara utuh :
1.
dengan lisan
2.
dengan hati
3.
dengan rasa
Dengan timbul kewaspadaan – kesadaran bahwa Alloh Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia hidup dengan cinta, sebab cinta itu adalah fitrah yang teramat
mulia, anugrah dan karunia Alloh yang maha rahman dan rahim.
Dengan cinta itulah manusia mengembangkan “kemanusiaannya”. Dengan cinta
itu pulah lah manusia menghampiri Ar – Rahman. Secara umu, kita dapat
mengatakan bahwa indikasi orang yang bercinta diantaranya memiliki persaan
cemburu (ghirah), penasaran keseciaan untuk berkorban, membela dan menjaga
perasaan rindu serta kesetiaan dalam pengabdian (sulit kita membayangkan sebuah
cinta apabila indikasi ini tidak terdapat didalamnya)
Alloh tela menyuruh kita sebagai hambanya untuk selalu memperbanyak
dzikir sebagai tanda mahabbah (cinta) kita kepada Alloh SWT.
Berdzikir sebagai salah satu sarana untuk menempatkan kesadaran qolbu,
diarahkan sedemikian rupa, mengkonsentrasikan diri kepada Asma Alloh dalam
rangka mentafakuri memahami dankemudian mendapatkan kesimpulan pisisi dirinya
di hadapan Alloh
Zikir dilakukan secara berkesnambungan, melalui dimensi waktu siang dan
malam, agar qolbu terbiasa menerima cahaya pencerahan
Pada hari kiamah orang yang berdzikir itu sedang mendemonstrasikan
gairahnya yang merindu melangit, mengharap dan menampilkan suasana batin berupa
“kesadaran makhluk di hadapan nurani untuk melaksanakan kewajiban dan rasa
tnaggung jawabnya dalam sorotan iradah Alloh semata.
Kualitas dzikir dapat dilihat dari struktur fustha (fuad, shard dan hawaa)
yang dikendalikan melalui qolbum sehingga seluruh nilai nilai syaitoniah lindap
terkikis dari naluri – naluri manusia.
Hidup dalam kesadaran diatas panduan Alloh, pasti akan melahirkan
kemenangan bagi pribadi muslim, sedangkan hiduyp yang berpanduan ajaran selain
Alloh akan melahirkan kerugian karena dia telah ikut menjadi anggota partai
setan.
Kemenangan manusia muslim hanya bisa dijamin apabila dirinya secara sadar
mengambil Allah dan Rasulnya sebagai dua
perangkat kebenaran yang padu.
Alloh memerintahkan kepada setiap muslim untuk berdzikir dengan rasa
rendah hati, rasa takut, sara penuh harap, dan optimisme kepada diri – Nya.
Dzikir yang di maksud benar – benar adalah dalam bentuk ucapan dan suara qolbu.
Limpahan cinta yang diberikan Alloh hanyalah diberikan kepada mereka yang
dengan ikhlas merefleksikan cintanya yangh sangat mendalam kepada Alloh dalam
wujud pelaksanaan “kewajiban”
BAB
III
PROSES
KEAHLIAN MANUSIA
A.
Sebelum adanya wujud
manusia yang diciptakan terlebih dahulu adalah RUHNYA
Dengan memperoleh keyakinan dan
keimanan firman Alloh SWT:
“Merupakan pengakuan Tuhan Mereka
adalah Alloh SWT, itu pertama kali”
B. Setelah jasmaninya
disiapkan oleh Alloh, kemudian ruh tersebut kedalam jasad dengan firman Alloh
SWT.
Dengan dilengkapi insting manusia
yang berupa nafsu yang baik dan tidak baik.
Proses kelahiran manusia terdapat
a. “Penjelasan proses
kelahiran manusia”
Pertama kali manusia diciptakan
dari air mani yang dititipkan di perut ibu à 40 hari air mani berubah menjadi darah à 40 hari berubah menjadi daging à 40 hari berubah menjadi ditambah menjadi
tulang belulang à 40 hari kemudian disempurnakan dengan saraf
– saraf.
b. “Relefasi agama islam
dengan keselamatan & kesempurnaan manusia”
“Sasaran keutamaan hidup manusia”
Tingkah laku pola pikir dan
perubahan sikap manusia banyak tergantung pada kesadaran diri manusianya.
Kesadaran diri tergantung pada hati nurani
BAB
IV
KESIMPULAN
Tasawuf adalah usaha untuk
membersihkan batin dari ahklak – akhlak yang tidak baik dan musyrik diisi dengan
ma’rifat dan tauhid.
Tarekat adalah usaha untuk
menggantikan ilmu tasawuf
Dzikir merupakan sarana agar
manusia selalu mengingat Alloh, serta mahabbah dan ma’rifat kepada Alloh.
Alloh menciptakan manusia di
dunia ini tidak lain hanya untuk beribadah kepadanya dan selalu berdzikir
setiap waktu baik di petang sampai malam hari.
Manusia yang selalu mengingat
Alloh (dzikir) diibaratkan orang yang hidup sedangkan manusia yang tidak pernah
mengingat Alloh di iibaratkan orang yang mati.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kepada dzat illahi robbimsholawatserta salam semoga tercurah
limpahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad SAWm yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak K.H. Zaenal Abidin Anwar, selaku
dosen mata kuliah tasawuf yang telah memberikan kepercayaannya kepada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar
dalam penyelesaian makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
meminta kritik dan saranya, serta penulis pula memohon maaf atas segala
kekurangan dankehilapan semoga membuka pintu maaf yang sebesar – besarnya.
Amin.
Suryalaya, November 2008
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I Azas dan Mekanisme Serta Proses
Pelajaran TQN ........................ 1
1.1.
Pengertian Azas Atau Dasar Tqn ....................................... 1
1.2.
Pengertian Tarikat, Tasawuf Dan Tqn ................................ 1
1.3.
Pengertian Dzikir ................................................................ 2
1.4.
Pelaksanaan Dzikir Jahar Dan Khofi .................................. 3
1.5.
Kedudukan Mursyid Dan Murid ........................................ 5
BAB II Dzikir mahabah sebagai tarikat TQN ........................................... 7
2.1.Proses dan dampak karsa
dalam kehidupan ............................ 7
BAB III Porses Kelahiran manusia ........................................................... 8
BAB IV Kesimpulan ................................................................................. 9
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar