Sabtu, 30 Mei 2015

Makalah Tasawuf zona IAILM

BAB I
AZAS DAN MEKANISME SERTA PROSES PELAJARAN TQN

1.1.      Pengertian asas dan mekanisme serta proses pembelajaran TQN
Pengertian asas atau dasar tidak lain adala “Al – Quran dan sunnah, ijma dan qiyas “
Didalam al – quran surat al jumuah ayat 2 dijelaskan, bahwa risalah yang diperintahkan kepada rasullulloh itu secara garis besarnya ada 3 bidang :
1.      Membawa umat untuk dapat membaca kebebasan, baik dengan ayat – ayat quraniyah maupun ayat ayat kauniyah, sehingga umat akan menatap imannya terhadap Allah SWT yang selanjutnya berkembang ilmunya adalah ILMU TAUHID.
2.      Risalah membersihkan noda – noda baik lahir maupun batin sebagai control sejauh mana keimanan umat itu dalam perwujudan perbuatan yang mengikuti perintah Allah dalam kitab suci- Nya yang dibimbing oleh utusan serta hikmah-hikmah. Pengontrolan noda dan pembersihannya ini ajarannya namanya ikhsan dan ilmu, yang berkembangnya adalah ilmu TASAWUF.
3.      dalam perwujudan ketaatan melaksanakan perintah Allah adalah ajaran ilsam yang ilmunya dalah Ilmu Fiqih.
Ketiga ilmu itu terpadu dalam pelaksanaanya, sehingga umat yang tadinya dalam keadaan dholim menjadi muslim, mukmin atau muttaqin
Menurut pendapat Imam Gozali, bahwa barang siapa berfikir tanpa tasawuf adalah orang fasik dan barang siapa bertasawuf tanpa fiqh adalah orang zindiq.

1.2.           Pengertian tarikat, tasawuf dan TQN
Tarikat adalah usaha metode, atau cara untuk bisa mengamalkan ilmu tasawuf (madzhab dalam tasawuf)
Tasawuf  adalah usaha untuk membersihkan bathin dari akhlak – ahklak yang tidak baik dan musyrik diisi dengan ma’rifat dan tauhid
Tarikat qodriyah dan naqsyabandiyah adalah termasuk tarikat mu’tabaroh artinya tarikat yang syah dan benar – benar menurut dasarnya dan pengamatannya.
Macam – macam tarekat yang berkembang diantaranya :
1.      Tarikat Qodriyah, tarekat dzikir yang diucapkan adapah kalimat “laa ilaaha illallah” (szikir ini disebut juga szikir jahar)
2.      Tarikat naqsabandiyah, tarekat yang diucapkannya dengan kamlu (hati). (dzikir ini disebut juga dzikir khofi)

1.3.           Pengertian Dzikir
Dzikir berasal dari bahsa arab yang artinya ucapan atau ingatan yang ditujukan kepada sesuatu yang diingat.
Menurut istilah dzikir adalah semua ibadah kepada Allah  yang masih temasuk ibadah. Jika dalam ibadah tidak ingat kepada yang di ibadati (Alloh ) maka celakalah ibadahnya. Ingat Kepada yang di ibadati adalah inti dalam beribadah kepada Alloh .
Apabila manusia sudah mengenal (ma’rifat) dan cinta (mahabbah) kepada tuhannya yaitu Alloh, mala secara otomatis bisa ingat kepada sesuatu karena ada yang menarik atau istimewa pada sesuatu yang membuat manusia cinta dan menyayangi sesuatu.
Perumpamaan orang yang ingat kepada Allah itu adalah seperti orang yang hidup,sedangkan orang yang lupa atau tidak ingat kepada Alloh diibaratkan orang yang mati.
Cirri – cirri orang yang ikhlas
1.          Adalah orang yang selalu ingat kepada Alloh
2.          adalah segala apa yang dilakukan hanya karena Alloh dan dimulai dengan nama Alloh,
3.          adalah semua yang kita lakukan adalah kepunyaan Alloh
4.          adalah tujuan akhir semua ibadah kita adalah hanya mencari keridhoan Alloh.


1.4.           Pelaksanaan dzikir jarah dan khofi
a.       Persyaratan untuk melaksanakan dzikir jahar dalam tarikat qodariyah, yaitu :
1.      Talkih zikir minal mursyid harus memperoleh pelajaran dari seorang mursyid Tarikah
2.      Pada waktu berzikir harus mempunyai wudlu.
3.      Pada waktu mengucapkannya harus bersuara yang semangat (keras)
4.      pada waktu mengucapkannya harus merupakan harus merupakan pukulan pada titik – titik kesadaran pada latifah
Talqin dapat membersihkan nufus dapat mengarah pada kedekatan kepada Alloh dan akhirnya akan memperoleh rasa bahagia yang murni.
Hasil dari melaksanakan dzikir jahar apabila dilaksanakannya sesuai dengan persyaratan – persyaratan tadi, diantaranya :
1.      Cita – cita luhur
2.      Dapat menjaga kehonmatan
3.      Meningkatkan cita – cita dan dapat mewujudkan syukuran dalam segala kehidupan.
hati merupakan batu dan jika demikian tidak dapat dicapai apa  apa seperti firman Alloh dalam Qs Al Baqoroh : 74
Oleh karena itu sebagaimana batu tidak dapat dipecahkan dengan kekuatan luar biasa, maka demikian pula dzikir tidak akan berbekas para seluruh kekusatan hatim kecuali dengan kekuatan yang luar biasa polam yaitu dengan dzikir jahar.
Syekhrul kamil Ibrahim Al – Mathuli RA, berkata “angkatlah suara mu di kala engkau berdzikir sampai mencapai kumpulnya kekuatan bathin(jam’iyat), seperti orang –orang Arifin, jam’iyat itu kumpulnya pikiran dan perasaan “Tawajjuh” (menghadap Tuhan), selalu cenderung kepada-Nya putus dari segala pikiran dan perasaan lainnya.
Ulama – ulama sufi berkata “apabila murid – murid melakukan dzikir ucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan memusatkan perhatiannya yang bukan padanya maka cepat erbuka segala tingkatan ajaran torekat, kadang – kadang terasa dalam tempo satu jam yang tdak dapat dihasilkan dengan ucapan kalimat lain dalam tempo satu bulan, atau lebih daru satu bulan”
b.      Dzikir Khofi
Tarikat nasyabandiayah yang menggunakan dzikir khofi (tidak diucapkan dengan lisanm dihati) ialah dzikir pada latifah –latifah yang semuanya ada tujuh latifah.
1.      Latifah qolbi
2.       latifaturani
3.      latifah khofi
4.      latifah ahfa
5.      latifah nafsi
6.      latifah qolab
pada dzikir dalam latifah – latifah itu ada tarbuyatun nufus yang didalamnya ada tujuh nafsu yaitu:
1.      nafsu lawwamah
2.      nafsu sawiyah atau mulhimah
3.      nafsu mutmainah
4.      nafsu rodiyah
5.      nafsu mardiyah
6.      nafsu amarah
7.      nafsu kamilah
1.5.           Kedudukan mursyid dalam TQN
Mursyid adalah seorang guru, namun mempunyai profesi yang melekat tidak boleh tidak boleh tidak ada sifat – sifat antara lain:
1.      Memperoleh izin dari mursyid sebelumnya, baik tugasnya maupun ajarannya
2.      Alim betul tentang TQN dan ajaranya yang diembankan sebagai tugas pokoknya.
3.      Pelaksana, artinya apa yang diajrakan tadi diamalkan terlebih dahulu olehnya buka sekedar menyuruh saja yang didirinya tidak dapat mengamalkannya.
4.      ikhlas terhadap tugas dan kewajiban karena Alloh semata
5.      panutan yang mempunyai cirri – cirri antara lain, tut wuri handayanim ing madio mangun karso, ing karso sung tulodo
6.      sempurna artinya kalau dicari catatannya dari agama dan agama sudah ditemukanm artinya lulus dan mulus.
Kedudukan Murid
Tujuan dari mempelajari & mengamalakn TQN :
1.      Hablum minalloh, hubungan dengan Alloh  SWT, sebagaimna ucapan yang biasa dipanjatkan oleh mengamal TQN dalam memulai dzikir dengan ucapan: Illahi anta maqsudi waridloka mathluubia’thini mahabbataka wa ma’rifataka”. Maksunya penjelasan dari kalimat diatas adalah
a.       Kepada Alloh yang dimaksudkan, artinya hanya kepada – Nya yang diharapkan atau harapan terakhir hanya kepada Alloh adalah yang maha akbar dan segala yang maha.
b.      Keridhoan Alloh yang dicari, artinyta kita mengharapkn keridhoan Alloh yang selalu kita harapkan
c.       Mengharapkan akan memperoleh sikap mebcintai Alloh  melebihi cinta –Nya kepada mahkluk nya
d.      Ma’rifat adalah gambling tidak ragu – ragu tidak was –was tidak bimbang jelas terhadap Alloh baik zat – Nya, sifat-Ny, perbuatan-Nya
2.      Hablumminannas hubungan manusia dengan manusia









BAB II
DZIKIR MAHABBAH SEBAGAI TARIKAT TQN

2.1.      a. Proses dan Dampak Karsa dalam Kehidupan
1.      ingat – tertarik – hebat – senang – cinta
2.      cinta – ingat – dinamis semangat – bertindak penuh dengan kesungguhan – pengarahan potensi – konsentrasi – dalam mewujudkan keinginan kehidupan
3.      cinta – kecemburuan – pengorbanan membela dan menjaga – rindu – setia pengabdian
b.        Duduk perkara unsure manusia
1.      Mengerti – memahami – menghayati – meyakini – mengimani
2.      tertarik – mencintai – terkenang – cinta
3.      cinta – cemburu – pengorbanan – pembelaan – rindu – setia – pengabdian
c.        cipta – rasa – karsa
akal – hati – perbuatan
iman – ihksan – islam
d.       Cara – metoda – tarikat – cinta dengan ingat (dzikir kepada Alloh yang maha ) secara utuh :
1.      dengan lisan
2.      dengan hati
3.      dengan rasa
Dengan timbul kewaspadaan – kesadaran bahwa Alloh Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia hidup dengan cinta, sebab cinta itu adalah fitrah yang teramat mulia, anugrah dan karunia Alloh yang maha rahman dan rahim.
Dengan cinta itulah manusia mengembangkan “kemanusiaannya”. Dengan cinta itu pulah lah manusia menghampiri Ar – Rahman. Secara umu, kita dapat mengatakan bahwa indikasi orang yang bercinta diantaranya memiliki persaan cemburu (ghirah), penasaran keseciaan untuk berkorban, membela dan menjaga perasaan rindu serta kesetiaan dalam pengabdian (sulit kita membayangkan sebuah cinta apabila indikasi ini tidak terdapat didalamnya)
Alloh tela menyuruh kita sebagai hambanya untuk selalu memperbanyak dzikir sebagai tanda mahabbah (cinta) kita kepada Alloh SWT.
Berdzikir sebagai salah satu sarana untuk menempatkan kesadaran qolbu, diarahkan sedemikian rupa, mengkonsentrasikan diri kepada Asma Alloh dalam rangka mentafakuri memahami dankemudian mendapatkan kesimpulan pisisi dirinya di hadapan Alloh
Zikir dilakukan secara berkesnambungan, melalui dimensi waktu siang dan malam, agar qolbu terbiasa menerima cahaya pencerahan
Pada hari kiamah orang yang berdzikir itu sedang mendemonstrasikan gairahnya yang merindu melangit, mengharap dan menampilkan suasana batin berupa “kesadaran makhluk di hadapan nurani untuk melaksanakan kewajiban dan rasa tnaggung jawabnya dalam sorotan iradah Alloh semata.
Kualitas dzikir dapat dilihat dari struktur fustha (fuad, shard dan hawaa) yang dikendalikan melalui qolbum sehingga seluruh nilai nilai syaitoniah lindap terkikis dari naluri – naluri manusia.
Hidup dalam kesadaran diatas panduan Alloh, pasti akan melahirkan kemenangan bagi pribadi muslim, sedangkan hiduyp yang berpanduan ajaran selain Alloh akan melahirkan kerugian karena dia telah ikut menjadi anggota partai setan.
Kemenangan manusia muslim hanya bisa dijamin apabila dirinya secara sadar mengambil Allah  dan Rasulnya sebagai dua perangkat kebenaran yang padu.
Alloh memerintahkan kepada setiap muslim untuk berdzikir dengan rasa rendah hati, rasa takut, sara penuh harap, dan optimisme kepada diri – Nya. Dzikir yang di maksud benar – benar adalah dalam bentuk ucapan dan suara qolbu.
Limpahan cinta yang diberikan Alloh hanyalah diberikan kepada mereka yang dengan ikhlas merefleksikan cintanya yangh sangat mendalam kepada Alloh dalam wujud pelaksanaan “kewajiban”


BAB III
PROSES KEAHLIAN MANUSIA

A.      Sebelum adanya wujud manusia yang diciptakan terlebih dahulu adalah RUHNYA
Dengan memperoleh keyakinan dan keimanan firman Alloh SWT:
“Merupakan pengakuan Tuhan Mereka adalah Alloh SWT, itu pertama kali”
B.      Setelah jasmaninya disiapkan oleh Alloh, kemudian ruh tersebut kedalam jasad dengan firman Alloh SWT.
Dengan dilengkapi insting manusia yang berupa nafsu yang baik dan tidak baik.
Proses kelahiran manusia terdapat
a.       “Penjelasan proses kelahiran manusia”
Pertama kali manusia diciptakan dari air mani yang dititipkan di perut ibu à 40 hari air mani berubah menjadi darah à 40 hari berubah menjadi daging à 40 hari berubah menjadi ditambah menjadi tulang belulang à 40 hari kemudian disempurnakan dengan saraf – saraf.
b.      “Relefasi agama islam dengan keselamatan & kesempurnaan manusia”
“Sasaran keutamaan hidup manusia”
Tingkah laku pola pikir dan perubahan sikap manusia banyak tergantung pada kesadaran diri manusianya. Kesadaran diri tergantung pada hati nurani











BAB IV
KESIMPULAN

Tasawuf adalah usaha untuk membersihkan batin dari ahklak – akhlak yang tidak baik dan musyrik diisi dengan ma’rifat dan tauhid.
Tarekat adalah usaha untuk menggantikan ilmu tasawuf
Dzikir merupakan sarana agar manusia selalu mengingat Alloh, serta mahabbah dan ma’rifat kepada Alloh.
Alloh menciptakan manusia di dunia ini tidak lain hanya untuk beribadah kepadanya dan selalu berdzikir setiap waktu baik di petang sampai malam hari.
Manusia yang selalu mengingat Alloh (dzikir) diibaratkan orang yang hidup sedangkan manusia yang tidak pernah mengingat Alloh di iibaratkan orang yang mati.





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada dzat illahi robbimsholawatserta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad SAWm yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak K.H. Zaenal Abidin Anwar, selaku dosen mata kuliah tasawuf yang telah memberikan kepercayaannya kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar dalam penyelesaian makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis meminta kritik dan saranya, serta penulis pula memohon maaf atas segala kekurangan dankehilapan semoga membuka pintu maaf yang sebesar – besarnya. Amin.

Suryalaya,   November 2008

Penulis




i
 

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................         i
DAFTAR ISI .............................................................................................        ii
BAB I Azas dan Mekanisme Serta Proses Pelajaran TQN ........................        1
1.1.           Pengertian Azas Atau Dasar Tqn .......................................        1
1.2.           Pengertian Tarikat, Tasawuf Dan Tqn ................................        1
1.3.           Pengertian Dzikir ................................................................        2
1.4.           Pelaksanaan Dzikir Jahar Dan Khofi ..................................        3
1.5.           Kedudukan Mursyid Dan Murid ........................................        5

BAB II Dzikir mahabah sebagai tarikat TQN ...........................................        7
2.1.Proses dan dampak karsa dalam kehidupan ............................        7
BAB III Porses Kelahiran manusia ...........................................................        8
BAB IV Kesimpulan .................................................................................        9




ii
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar