TUGAS PERKEMBANGAN MOTORIK
Nama Mahasiswa : Komariah
Nomor Pokok : 2124060220
Program Studi : PJKR
Semester :
V / Karyawan
Dosen :
Lauren S. M.Pd
Studi
mengenai pertumbuhan dan perkembangan manusia pengetahuan mengenai proses
perkembangan merupakan inti dari pada pendidikan.
Studi
perkembangan motorik di pelajari sebagai lintas bidangdari fisiologi, latihan, biomekanik,
perilaku motorik, dan kontrol motorik baik sebagai psikologi, perkembangan
maupun sosiologi. Tahun 1970 banyak riset dilakukan berkaitan dengan
perkembangan motorik dan sejak itu studi ini menjadi bidang yang diminati para
peneliti.
Studi
mengenai Proses Perkembangan.
Perkembangan
merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus berawal saat konsepsi dan
berakhir pada saat kematian, perkembangan mencakup semua aspek perilaku manusia
karena itu hanya dapat dipisahkan secara artificial kedalam domein – domein,
kategori atau periode usia. Pengakuan terhadap konsep perkembangan ”Lifespan”
yang semakin luas mendorong para peneliti melakukan studi tentang keterampilan
atlet pada masa adolesensi dan dewasa dan juga studi tentang gerakan pada masa
bayi, masa kanak – kanak, dan usia lanjut sejarah.
Usaha
– usaha awal dalam studi perkembangan motorik anak – anak telah dimulai sejak
tahun 1930 – an oleh Bayley (1935), Gesall dan Thompson (1934), Mc. Graw (1935)
dan Sharly (1931). Terdorong oleh perhatian mereka terhadap hubungan proses
kematangan dan belajar pada perkembangan kognitip, maka studi perkembangan
motorik pada bayi dilakukan setelah mengamati sipat perkembangan normal
penguasaan gerakan – gerakan rudi materi hingga pola perilaku yang matang,
mereka sampai pada kesimpulan walaupun kecepatan anak – anak mencapai kemampuan
gerakan agak berbeda – beda hasil studi menunjukkan bahwa pemerolehan kemampuan
bergerak bersipat universal dan seragam.
Hasil
studi yang dilakukan oleh Gesell dan Thompson (1929) dan Mc. Graw (1935) dengan
menggunakan metode control CO – Twin menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh
latihan umum dan latihan khusus terhadap pemerolehan berbagai kemampuan gerakan
studi yang dilakukan Monika Wild (1938) mengenai perilaku melempar, menandai
awal penelitian mengenai pola – pola perkembangan gerakan pada anak – anak.
Setela itu kegiatan penelitian mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan
perkembangan motorik pada anak – anak menurun hingga tahun 1960-an kecuali
disertai Dorothy Deach (1951) yang tidak dipublikasikan.
Sejak
tahun 1960 studi perkembangan motorik kembali marak antara lain dengan adanya
penelitian helverson bersama beberapa mahasiswanya di universitas wisconsin
mengenai penguasaan kemampuan gerak fundamental pada anak – anak dan mekanisme
yang mengetahui penguasaan dan pengembangan keterampilan itu.
Metoda
Dapat
dua cara utama meneliti perkembangan motorik yaitu studi logitudinal dan studi
cross – sectional. Yang dimaksud metode longitudinal adalah cara menyelidiki
anak dalam waktu yang lama. Sebagai ilustrasi, seseorang di ikuti perkembangan
sejak lahir hingga meninggal, atau menyelediki Seseorang untuk sebagian waktu
hidupnya misalnya selama masa kanak – kanak.
Pengumpulan
daa longitudinal bertujuan untuk menjelaskan perubahan – perubahan perilaku dan
menggunakan bagan dari beberapa aspek pertumbuhan dan perkembangan individu
serta performans motorik selama beberapa tahun.
Madofrd
Boys Growth Studi yang dilakukan Harison Clarke (1971) dari tahun 1956 – 1968
merupakan salah satu studi longitudinal yang paling lengkap mengenai
pertumbuhan. Studi perkembangan film footage anak – anak yang mempelajari
keterampilan keterampilan gerakan dasar selama beberapa tahun.
Keuntungan
metode longitudinal adalah bahwa proses perkembangan dapat diiuti dengan
teliti. Namun kerugiannya adalah peneliti sangat tergantung pada orang yang
diselidiki dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini seringkali menimbulkan kesulitan
seperti tingkat droup out tinggi yang di sebabkan orang yang diteliti pindah,
sakit atau meninggal.
Metode
lain yang disebut time lay ”membandingkan orang orang dari usia yang sama
tetapi berasal dari kohort yang berbeda – beda (Kohort artinya kelmpok orang
yang lahir dalam tahun yang sama). Schlae (1965) menunjukan pentingnya
observasi yang dilakukan berulang – ulang dan tidak tergantung satu sama lain
sehingga orang – orang dari Kohort yagn sama di observasi, misalnya dua kali,
atas dasar itu Baltas (1977) menemukan suatu perbedaan antara metode yang
konvensional dengan strategi – strategi yang sekuensial seperti terlihat pada
gambar berikut :
Gambar 1.1. :
Perbedaan antara metode konvensional
dengan strategi – strategi yang sekuensional (sumber Monks dan Knoors (1987).
Gambar 1.1 :
Suatu metode cross – sectional meliputi
beberapa sampel (S1 – S5) dari usia yang berbeda (U1
– U5) pada waktu yang sama masing – masing di
observasi satu (O1) suatu metode longitudinal mengikuti sampel yang
sama (S1) dalam semua tingkatan umur (U1 – U5)
dalam gambar tersebut juga tampak metode ”time log” (Schale, 1965) yang
mempertentangkan sampel dari Kohort berbeda – beda (S1 – S5)
dengan usia yang sama.
Klasifikasi Usia perkembangan
Metode yang
paling populer namun cukup akurat adalah klasifikasi berdasarkan usia
kronologis, merupakan usia seseorang dalam bulan dan tahun, merupakan yang
paling populer karena penggunanya yang universal dan secara konstant mewakili
dari semua orang dengan mengetahui tanggal kelahiran seseorang dengan mudah
kita dapat menghitung usia dalam tahun bulan antar hari dalam tabel 1.2 di
sajikan klasifikasi kronologis yang konvensional tentang usia sejak konsepsi
hingga usia tua.
Usia
morfologis adalah suatu perbandingan yang dicapai seseornag (tinggi dan berat
badan) dengan standar normatif usia emosional adalah suatu ukuran sosialitas
dan kemampuan seseorang untuk berpungsi dalam suatu lingkungan tertentu.
Usia konsep
diri adalah suatu ukuran tentang pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri
dan seirng kali berfluktuasi dalam usia hidup seseorang. Usia persepsual
merupakan suatu penilaian tentang kecepatan tingkat perkembangan persepsual
seseorang. Semua ukuran – ukuran kematangan sipatnya berubah – ubah dan
semuanya berkaitan dengan usia kronologis, tetapi tidak bergantung kepadanya.
TABEL 1.2 KLASIFIKASI USIA KRONOLOGIS
Periode
|
Perkiraan Bentang Usia
|
I.
Prenatal
A. Periode Zigote
B. Periode Embrio
C. Periode Fetal
|
Konsepsi – Lahir
Konsepsi – 1 Minggu
2 minggu – 8 minggu
8 minggu –lahir
|
II.
Masa Bayi
A. Periode Neonatal
B. Awal Masa Bayi
C. Akhir Masa Bayi
|
Lahir
- 24 bulan
Lahir – 1 bulan
1 bulan – 12 bulan
12 bulan – 24 bulan
|
III.
Masa Kanak – Kanak
A. Masa anak
kecil
B. Awal masa
kanak – kanak
C. Akhir Masa
kanak – kanak
|
2 tahun – 10 tahun
24 bulan – 36 bulan
3 tahun – 5 tahun
6 tahun – 10 tahun
|
IV.
Masa Remaja
A. Pra Puberitas
B. Akhir Masa
Puberitas
|
10 tahun – 20 tahun
10 tahun
- 13 tahun (P)
11 tahun – 13 tahun (L)
12 tahun – 20 tahun (P)
14 tahun – 20 tahun (L)
|
V.
Masa Dewasa Muda
A. Periode Novice
B. Periode Settle
|
20 tahun – 40 tahun
20 tahun – 30 tahun
30 tahun – 40 tahun
|
VI.
Masa Dewasa Tengahan
A. Masa Transisi
B. Usia Pertengahan
|
40 tahun – 60 tahun
40 tahun – 45 ahun
45 tahun – 60 tahun
|
VII.
Masa Tua
A. Awal Masa Tua
B. Pertengahan Masa
Tua
C. Masa Tua Renta
|
60 tahun - ........
60 tahun – 70 tahun
70 tahun – 80 tahun
80 tahun - ...............
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar