BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada
seluruh rakyat. Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945,
menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari
belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian dan
sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya
terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan tua
tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya
dengan golongan muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil
perjuangan sendiri.
Perbedaan
itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi
bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi,
menanti yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.
1.2.
Tujuan
Mengetahui
lebih dalam tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Persiapan Menjelang
Proklamasi
1. Peristiwa Penting
Disekitar Proklamasi
a. Peristiwa
Rengasdengklok
Peristiwa
Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini
terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi karena pertentangan
antara golongan muda dan golongan tua dalam menentukan waktu diproklamasikannya
kemerdenaan Negara Republik Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam
Angkata Muda Indonesia yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya
Jepang tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui
kekalahan Jepang melalui siaran rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus. Kemudian
mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu adalah Indonesia harus
segera memproklamasikan kemerdekaanya. Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan
negara manapun.
Pada hari
yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi
panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam.
Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta lebih memilih melihat
perkembangan selanjutnya, karena proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan
melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati dalam
pertemuan di Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka
tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham antara golongan tua dan
golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke
Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua
tokoh ini leh golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh
Jepang.
Golongan
muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk melaksanakan proklamasi
kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang dan sesegera mungkin dikumandangkan.
Namun, usaha para golongan muda ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada
pendiriannya. Shodanco Singgih yang berada di pihak golongan muda berbicara
dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan
Indonesi dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih segera kembali
ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi kepada kawan – kawannya.
Para tokoh
lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo yang mewakili golongan tua
dan Wikana yang mewakili golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat
dikumandangkannya proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf
Kunto (golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya
pergi menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta
dengan selamat. Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di rumah
kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Rombongan yang tiba di Jakarta langsung
menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang
Perpustakaan Nasional, Depdiknas)
b. Penyusunan Tesk
Proklamasi
Sebelum
pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi dimulai, Soekarno Hatta telah
mengemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi
kemerdekaan. Mereka ditemani oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima,
Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Dalam pertemuan itu
disepakati agar pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
yang akan dilakukan oleh rakyat Indonesia.
Setelah
pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk
menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang
kepercayaan Nishimura bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M
Diah menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo membahas perumusan
naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh, naskah proklamasi
yang masih berupa konsep yang ditulis oleh Soekarno dibacakan dan dibahas
kembali. Soekarno yang mendapat dukungan dari Moh. Hatta menyarankan agar
mereka bersama – sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil bangsa
Indonesia namun golongan pemuda menentangnya.
Sukarni
yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar yang menandatangani naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Usul itu disetujui oleh hadirin yang ada, Kemudian Soekarno meminta
kepada Sayuti Melik untuk mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah hasil
tulisan tanganya dengan perubahan yang telah disetujui.
Semula pembacaan
teks proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan
Monumen Nasional) atas usulan Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi
bentrokan fisik antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan
bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di
rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada hari
Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib
c. Detik – Detik
Proklamasi
Pada 17
Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah diketik dan siap dibacakan.
Dalam suasana pagi, para pemimpin bangsa Indonesia masing – masing meninggalkan
rumah Laksamana Tdashi maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing untuk
mempersiapkan diri dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan) tepat
pukul 10.30 wib.
Namun,
tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan, barisan
pemuda berbondong – bondong datang ke Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui kegiatan para pemuda
pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk menghalang – halanginya dengan menjaga
Lapangan Ikada.
Pemimpin
Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan tersebut kepada dr.Muwardi (Kepala
Keamanan Soekarno) Ia mendapat penjelasan, bahwa proklamasi tidak dilaksanakan
di Lapangan Ikada, tetapi di depan rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera
kembali ke lapangan Ikada untuk memberitahukan anak buahnya.
Sejak pagi
hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa pemuda. Mereka berbaris untuk menjaga
keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa
orang anak buahnya untuk berjaga – jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga
dibantu pasukan yang dipimpin Cudanco Arifin Abdurahman.
Para
pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00 telah berdatangan ke
Pegangangsaan Timur di antara mereka adalah :
v dr. Buntaran
Martoatmodjo
v Mr. Latuharhary
v Anwar Tjokroaminoto
v Otto Iskandardinata
v Sam Ratulangi
v Mr. Sartono
v Pandu Kartawiguna
v dr. Muwardi
v Mr. A. A Maramis
v Abikusno Tjokrosuyoso
v Harsono Tjokroaminoto
v Ki Hajar Dewantara
v K.H Mas Mansyur
v Sayuti Melik
v M. Tabrani
v A.K Pringgodigdo, dll
d. Setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
Pada
tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia telah dikumandangkan. Pada hari itu pula berita proklamasi telah menyebar luas ke seluruh
Jakarta, kemudian disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Proklamasi telah sampai
di tangan Kepala Bagian Radio dari Konter Domei (kantor berita saat pendudukan
Jepang), Waidan B Palenewen ia menerima teks dari seorang wartawan Domei
bernama Syahruddin.
Waidan B.
Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan berita Proklamasi tiga
kali berturut – turut. Teks proklamasi baru disiarkan dua kali, tentara Jepang
masuk ke ruangan radio dan memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan.
Waidan B Palenewen tetap memerintahkan F. Wuz untuk terus menyiarkan setiap
setengah jam sampai dengan pukul 16.00 Pimpinan tentara Jepang di Jawa
memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada
tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar radio dan para pegawai radio dilarang
masuk. Para pemuda membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa teknisi radio,
seperti Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang dipakai untuk siaran diambil dari
Kantor Berita Domei. Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan
sebagian ke Menteng 31 para pemuda merakit pemancar baru dengan kode panggilan
DJK I, dari sinilah berita Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan
lewat pers dan suara selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh
surat kabar di Jawa memuat berita Proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia.
Dengan demikian rakyat Indonesia telah bahu membahu menyebarkan berita penting
dan bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.
2.
Peranan BPUPKI dan PPKI
dalam Kemerdekaan Indonesia
a. Pembentukan BPUPKI
Pada bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin
terdesak dalam Perang Pasifik. Pasukan jepang di Pulau Saipan
jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya Pulau Saipan,
kedudukan Jepang semakin terancam. Begitu pula di berbagai wilayah, peperangan
tentara Jepang selalu menemui kekalahan, dalam keadaan seperti itulah, pada
tanggal 9 September 1944 Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan
kepada rakyat Indonesia. Penyampaian janji itu bertujuan untuk menarik simpati
rakyat Indonesia
agar mau membantu Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam
Perang Pasifik semakin jelas, sehingga Jenderal Kumakici Herada mengumumkan
dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yang bernama Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau Badan
Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Didirikannya BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan
mempersiapkan hal-hal penting mengenai masalah tata pemerintaan Indonesia
merdeka. Badan ini beranggota 60
orang tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang, bangsa Jepang hanya
bertugas sebagai saksi. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang nasionalis tua)
ditunjuk sebagai ketua. Sedangkan wakil ketua adlah R. Surono dan seorang lagi
dari pihak Jepang.
Pada
tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI diresmikan yang dihadiri oleh seluruh anggotadan
dua orang pambesar militer Jepang, yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh
Jenderal Izajaki yang menguasai Jawa Serta Panglima. Tentara Wilayah
Keenambelas Jenderal Yaicio Nagano. Sidang itu berlangsung dari tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 juni 1945.
Dalam
sidang ini dibicarakan dasar filsafat Negara Indonesia merdeka, kemudian
dikenal dengan Pancasila. Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara itu
diantaranya Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr.Soepomo, dan Soekarno. Soekarno mengajukan
lima rancangan dasar Negara Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila. Kelima
rancangan dasar yang diajukan itu, adalah;
a.
Kebangsaan Indonesia .
b.
Internasionalisme atau peri
kemanusiaan.
c.
Mufakat atau demokrasi.
d.
Kesejagteraan sosial.
e.
Ketuhanan Yang Maha Esa.
b.
Pembentukan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Setelah persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda
persidangan hingga bulan juli 1945. namun pada tanggal 22 juni 1945, sembilan
orang anggota, yaitu:
a.
Soekarno
b.
Mr.Muh. Yamin
c.
Mr.A.A. Maramis
d.
Wachid Hasyim
e.
Abikusno Tjokrosujoso
|
f.
Moh. Hatta
g.
Mr. Ahmad Soebardjo
h.
Abduljahar Muzakar
i.
H. Agus Salim
|
Membentuk
panitia sembilan atau lebih dikenal dengan sebutan Panitia Kecil. Panitia kecil
ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka.
Dokumen ini
dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Adapun isi
dari Piagam Jakarta, adalah:
1. Ketuhanan dengan
berkewajiban menjalankan syariat- syariat Islam bagi para pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil
dan beradab.
3.
Persauan Indonesia .
4. kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratandan perwakilan.
5. keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Piagam
Jakarta kemudian ditetapkan menjadi mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, setelah
diadakannya perubahan pada sila pertama, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban
menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
Setelah panitia sembilan menetapkan mukadimah UUD
1945, mereka mengajukan pembentukan PPKI sebagai pengganti BPUPKI. Pada tanggal
7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Panitia Persiapan
kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI.
Pada tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta, dan Dr. Ratjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon ,
Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara
Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa Indonesia
itu dipanggil untuk membicarakan tentang kemerdekaan Indonesia
yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
atau PPKI.
Dalam sidang PPKI berhasil menyusun landasan dasar
proklamasi kemerdekaan Indonesia .
Landasan itu adalah landasan dasar nasional
dan landasan dasar internasional. Landasan tersebut tercermin di dalam
Pembukaan UUD 1945, sekaligus merupakan Dekralasi Kemerdekaan Indonesia.
c.
Pengesahan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 disusun dan diterima oleh Badan
Penyelidik pada tanggal 16 juli 1945. Sedangkan UUD 1945 disahkan oleh PPKI
sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia . Pada tanggal 18 Agustus
1945, PPKI juga memilih presiden dan wakil presiden Republic Indonesia. Akhirnya dipilih dan ditetapkan dalam
sidang, Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
Sidang pertama
PPKI ini menjadi kelanjutan sidang BPUPKI pada tanggal 10-16 juli 1945 yang
membahas masalah rancangan Undang-Undang Dasar. PPKI melanjutkan sidangnya pada
tanggal 19 Agustus 1945. Presiden Soekarno sebelum sidang dimulai menunjuk Mr.
Ahmad Soebardjo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman untuk membentuk
panitia kecil. Panitia kecil itu menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua
untuk membicarakan bentuk departemen. Kemudian rapat menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
Republic Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang
Gubernur, yaitu:
1.
Sumatera : Teuku
Mohammad Hasan
2.
Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo
3.
Jawa Tengah : R. Panji Suroso
4.
Jawa Timur : R.M. Suryo
5.
Sunda Kecil : Mr.I Gusti Ketut Puja (Nusa Tenggara)
6.
Maluku : Mr. J. Latuharhary
7.
Sulawesi : Dr. G.S.S.J. Ratulangi
8.
Kalimantan
: Ir. Pangeran Mohammad Noor
Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, diadakan
pertemuan untuk memilih orang-orang yang akan diangkat menjadi anggota KNIP
(Komite Nasional Indonesia Pusat). Komite
ini bertugas membantu presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk.
Dalam
sidang tanggal 19 Agustus, Ahmad Soebardjo sebagai ketua Panitia Kecil
menyampaikan laporannya. Panitia tersebut mengusulkan pembentukan 13
Kementerian.
Adapun para
menteri yang ditunjuk itu adalah:
1.
Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
2. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Soebardjo
3.
Menteri Keuangan :
Mr.A.A. Maranis
4. Menteri Kehakiman : Prof.Mr.Dr. Supomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Surahman T. Adisurjo
6.
Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7.
Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran
Martoatmodjo
8.
Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9.
Menteri Penerapan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusuma
Sumantri
11. Menteri Pekerjaan Umum :
Abikusno Cokrosujoso
12. Menteri Penghbungan (a.i) :
Abikusno Cokrosujoso
13. Menteri Menteri Negara :
Wachid Hasyim
14. Menteri Negara :
Dr.M. Amir
15. Menteri Negara :
Mr.R.M Sartono
16. Menteri Negara :
R.Otto Iskandardinata
Pada tanggal 22 Agustus 1945, rapat PPKI dipimpin oleh
Wakil Presiden Republik Indonesia
menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
1.
KNI (Komite Nasional Indonesia)
adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat sebelum
pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari tingkat pusat hingga daerah.
2.
PNI (Partai Nasional Indonesia)
dirancang menjadi Partai Tunggal Negara Republik Indonesia namun dibatalkan
3.
BKR (Badan Keamanan Rakyat)
berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing – masing daerah.
Pada
tanggal 3 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan Maklumat Politik yang
ditandatangani oleh wakil presiden. Isinya adalah :
- Pemerintah
menghendaki berdirinya partai politik karena partai – partai tersebut
dapat membuka jalan bagi segala aliran atau paham yang ada dalam
masyarakat.
- Pemerintah
berharap supaya partai – partai politik itu telah tersusun sebelum
dilaksanakan pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada Januari 1946
Sejak dikeluarkannya Maklumat
Politik maka banyak partai berdiri, yaitu :
- Masyumi
- PNI
(Partai Nasional Indonesia)
- PBI
(Partai Buruh Indonesia)
- PKI
(Partai Komunis Indonesia)
- Partai
Katolik
- Partai
Kristen
- Partai
Rakyat Sosialis
Pada
tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno berpidato lewat radio menyatakan
pembentukan tiga badan baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai
Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dengan
demikian, Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang dibentuk sebelum proklamasi kemerdekaan, bertugas untuk
menyelidiki usaha – usaha persiapan kemerdekaan indonesia, menjelang
kemerdekaan Indonesia, dibentuk PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Panitia ini bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Panitia ini juga bertugas sebelum terbenuknya MPR dan DPR.
3. Garis Waktu Peristiwa
Menjelang Proklamasi
Perjuangan
bangsa Indonesia untuk mencapai proklamasi kemerdekaan telah dilakukan oleh
seluruh bangsa Indonesia. Perjuangan dipelopori oleh para cendikiawan atau kaum
terpelajar dari golongan pemuda dan golongan tua. Mereka berjuang bahu membahu,
tanpa mengenal lelah dan tanpa mengenal balas jasa serta kedudukan tinggi.
Perjuangan
bangsa Indonesia dimulai sejak pertama kali bangsa Portugis menginjakkan
kakinya di bumi Nusantara, namun hal yang paling penting dalam perjuangan itu
adalah detik – detik sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada saat itu, bangsa
Indonesia telah mengalami peristiwa bersejarah yang telah mengubah kehidupan
bangsa Indonesia untuk menentukan nasbi bangsa Indonesia sendiri.
Peristiwa
bersejarah itu dapat dilukiskan dalam garis waktu atau uraian peristiwa dalam
tabel, sebagai berikut :
Tanggal
|
Peristiwa
|
Juli 1944
|
Jepang jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat di Pulau Saipan
|
9 September 1944
|
Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia
|
1 Maret 1945
|
Jenderal Kurnakici Herada mengumumkan dibentuknya Dokuritzu Zyunbi
Coosakai atau badan Penyelidik Usaha – usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI)
|
29 Mei 1945
|
BPUPKI diresmikan
|
29 Mei – 1 Juni 1945
|
Sidang BPUPKI membicarakan dasar fisafat negara Indonesia merdeka,
dikenal dengan Pancasila
|
29 Mei 1945
|
Mr. Muh Yamin mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia merdeka
|
31 Mei 1945
|
Prof. Dr. Supomo mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia Merdeka
|
1 Juni 1945
|
Soekarno mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia merdeka yang
diberi nama Pancasila
|
22 Juni 1945
|
§ Pembentuk PPKI
beranggotakan 9 orang yatu Soekarno, Moh, Hatta, Mr, Muh Yamin. Mr Ahmad
Soebardjo, Wachid Hasyim, H. Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso
§ Panitia Sembilan
menghasilkan Piagam Jakarta
§ Piagam Jakarta
ditetapkan menjadi Mukadimah UUD 1945,
setelah perubahan pada sila pertama
|
7 Agusuts 1945
|
Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan PPKI atau Dokuritzu Zyunbi Inkai
menggantikan BPUPKI
|
9 Agustus 1945
|
§ Seokarno, Moh.
Hatta an Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan)
atas undangan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi
§ PPKI dibentuk
terdiri dari 21 orang dengan ketuanya adalah Ir. Soekarno dan Wakil Ketua
Drs. Moh Hatta Keanggotaan PPKI menjadi 27 orang
|
14 Agustus 1945
|
§ Jepang menyerah
tanpa syarat kepada sekutu
|
15 Agustus 1945
|
§ Para pemuda
Indonesia mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran radio BBC di Bandung
§ Soekarno Hatta
kembali ke Jakarta dari Dalat / Saigon Vietnam Selatan
§ Golongan pemuda
mendesak kepada golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan. Tetapi
ditolak oleh Soekarno
|
16 Agustus 1945
|
§ Golongan pemuda
mengamankan Soekarno dan Hattta ke Rengasdengklok
§ Soekarno dan Hatta
kembali ke Jakarta setelah ada jaminan bahwa prokmalasi akan dilaksananak
segera di Jakarta.
§ Ahmad Soebardjo
menjamin bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta
§ Rombongan Soekarno
menuju rumah Laksamana Laut Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 untuk
menyusun teks proklamasi kemerdekaan.
|
17 Agustus 1945
|
§ Pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia di rumah Soekarno di Jalan Pegangsan Timur
No 56 Jakarta Pada pukul 10.00 wib
§ Berita proklamasi
telah tersebar di Ibukota Jakarta dan sekitarnya, melalui pemancar siaran
radio Domei, Pamflet, dan lain – lain
|
18 Agustus 1945
|
§ UUD 1945 Disahkan Oleh
PPKI Sebagai Undang – Undang Dasar Negera Republik Indonesia
§ PPKI memilih
presiden dan wakil presiden, Soekanro sebagai preside dan Moh. Hatta sebagai
wakil presiden.
|
19 Agustus 1945
|
§ Membentuk panitia
kecil yang terdiri dari Mr. Ahmad Soebardjo, Sutarjo Kartohadikusumo, dan Mr.
Kasman dan menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk membicarakan
bentuk departeman
§ Pemilihan 60 orang
anggota KNIP (Komite Nasinal Indonesia Pusat). Komite ini bertugas membantu
presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat) terbentuk
§ Mr. Ahmad Soebardjo
mengusulkan pembentukan 13 Menteri
|
20 Agustus 1945
|
§ Jepang menyegel
pemancar radio Domei
§ Para pemuda
memindahkan siaran ke Jalan Menteng No. 31
§ Hampir seluruh
surat kabar di Jawa memuat berita proklamasi dan UUD Negara Republik
Indonesia
|
22 Agustus 1945
|
§ Rapat PPKI dipimpin
oleh Wakil Presiden Republik Indonesia
|
23 Agustus 1945
|
§ Pidato Presiden
Soekarno dalam pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional
Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
|
25 Agustus 1945
|
§ Pemerintah
mengumumkan terbentuknya KNIP yang diketahui oleh Kasman Singodimedjo, dan
beranggotakan sebanyak 236 orang
|
29 Agustus 1945
|
§ Pelantikan anggota
KNIP
|
16 Oktober 1945
|
§ Wakil presiden mengeluarkan
keputusan presiden No X
|
3 Nopember 1945
|
§ Pemerintah
mengeluarkan maklumat politik yang ditanda tangani oleh wakil presiden
|
25-26 Nopember 1945
|
§ Sultan Syahrir
mengesahkan pekerjaan yang telah 1945 dilakukan oleh badan pekerja
|
B.
Tokoh – Tokoh Penting
Sekitar Proklamasi
1. Soekarno
Soekarno
adalah Presiden Pertama Republik Indonesia, ia berjuang tanpa mengenal lelah
dan tanpa mengharapkan balas jasa dari siapapun. Soekarno yang lebih dikenal dengan sebutan Bung
Karno, sangat berperan dalam detik – detik proklamasi kemerdekaan. Ia
didampingi oleh Moh. Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pada pukul 10.00 wib, di Jalan
Peganggsaan Timur No. 56 Jakarta.
Soekarno
yang mewajili golongan tua dan mendapat simpati dari seluruh golongan, berusaha
sekuat tenaga bersama – sama dengan tokoh bangsa lainnya untuk mewujudkan
proklamasi kemerdekaan. Dia beranggapan bahwa kemerdekaan itu harus
dilaksanakan melalui revolusi secara terorganisasi. Pihaknya menginginkan
pembicaraan pelaksanaan proklamasi Indonesia jatuh pada tanggal 18 Agustus 1945
seperti yang telah disepakati bersama pimpinan bala tentara Jepang di Dalat,
Vietnam Selatan.
Soekarno
teap pada pendirinya, untuk tidak menyetujui usulan golongan pemuda. Golongan
pemuda pun mengamankan Soekarno dengan membanya ke Rengasdengklok. Golongan
pemuda membawa Seokarno ke luar kota Jakarta, untuk menjauhkanya dari pengaruh
Jepang. Namun keteguhannya akhirnya luluh setelah berbicara dengan Shodanco Singgih.
Soekarno mengatakan akan secepatnya mengumandakngkan proklamasi kemerdekaan
setelah tiba di Jakarta. Shodanco Singgih tanpa ragu langsung menuju Jakarta
untuk mengabarkan berita penting tersebut. Soekarno dan Moh. Hatta pun akhirnya
kembali ke Jakarta dan langsung menuju kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Di
rumah Laksamana Tadashi Maeda para tokoh bangsa Indonesia yang dipimpin oleh
Soekarno mulai menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno menulis
dalam secarik kertas dan dibantu oleh Moh. Hatta serta Ahmad Soebardjo
menyumbang saran secara lisan. Dari hasil pembicaraan mereka bertiga, akhirnya
teks proklamasi itu pun berhasil disusun dan disetujui oleh hadirin yang
menyaksikan.
Kemudian
Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik teks itu. Setelah teks
proklamasi selesai diketik, Soekarno dan Hatta Mengusulkan agar teks itu
ditanda tangani oleh para hadirin yang hadir. Sukarni dari golongan pemuda
mengusulkan agar teks proklamasi itu ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta
atas nama bangsa Indonesia. Keputusan itupun akhirnya disepakati dan teks
ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta.
2. Mohammad Hatta
Moh. Hatta
adalah wakil presiden pertama Republik Indonesia. Dia dikenal sebagai seorang
pemimpin yang disiplin, tegas, taat beragama dan sederhana. Tidak seperti
Seokarno, Hatta mempunyai pendapat lain tentang kemerdekaan Indonesia. Hatta
berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia datangnya dari pemerintah Jepang atau
dari hasil perjuangan Bangsa Indonesia sendiri, tidak perlu dipersoalkan karena
Jepang sudah kalah dan yang perlu dihadapi adalah Sekutu yang berusaha
mengembalikan kekuatna Belanda ke Indonesia. Tetapi Hatta tidak berhasil
membujuk Soekarno untuk meluluskan permintaan golongan pemuda. Dengan demikian, Hatta pun diamankan oleh
para golongan pemuda ke Rengasdengklok.
Pada
tanggal 17 Agustus 1945, M Hatta mendampingi Soekarno memproklamirkan Indonesia
Merdeka, maka M Hatta dan Soekarno disebut Bapak Prokmalator. Di samping itu M
Hatta dijuluki juga sebagai bapak Koperasi karena pemikirannya tentang
prekonomian rakyat yaitu koperasi.
3. Ahmad Seobardjo
Ahmad
Soebardjo adalah seorang yang berpran dalam mewujudkan Inodonesia merdeka, Ia
lahir di Karawang (Jawa Barat) tanggal 24 Maret 1896 tahun 1933 , ia
menyelesaikan kulianya di Universitas Leiden, jurusan hukum, sebagai pengacara,
ia juga bekerja di angkatan laut Jepang.
Pada saat
Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda. Ahmad Soebardjo yang berada di
Jakarta berhasil menyakinkan Wikana dari golongan pemuda, bahwa proklamasi
kemerdekaan akan segera dilaksanakan di Jakarta dengan adanya kesepakatan itu
maka Jusuf Kunto dari golongan pemuda, bersedia mengatar Amad Soebardjo pergi
mejemput Soekarno dan Hatta yang berada di Rengasdengklok, Ahmad Seobardjo
memberi jaminan dengan taruhan nyawa, bahwa proklamasi kemerdekaan akan
diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 selambat – lambatnya pukul 12.00 wib
dengan adanya jaminan itu maka Kompi PETA setempat, yakni Sudanco Subeno
melepaskan Soekarno dan Moh. Hatta.
Ahmad
Soebardjo bersama Moh. Hatta mendampingi Soekarno yang sedang menyusun teks
proklamasi. Beliau pun turut
menyumbangkan saran secara lisan dalam penyusunan teks proklamasi itu.
4. Fatmawati Soekarno
Fatmawati
Soekarno aalah istrid ari Soekarno ia berasal dari Bengkulu Ayahnya bernama
Hassan Din dan Ibunya Siti Khatidjah, sewaktu masih berusia empat tahun,
Fatmawati pernah diramal akn mendapatkan jodoh orang berkedududukan tinggi,
namun hal itu tidak dipercaya kedua orang tuanya. Pada saat Fatmawati berumur
13 tahun, ayahnya meminta dia untuk tinggal dikediaman keluarga Soekarno. Di
sana ia bersama Ratna Djuam, kemenakan IbuInggit Garnasih Istri Soekarno
Pertama, bersama – sama menuntut Ilmu di sekolah Katolik.
Tanpa
terduga, Soekarno meminangnya. Asalannya karena Soekarno bleum mendapatkan
keturunan dari 18 tahun perkawinannya dengan Inggit Garnasih. Fatmawati
bersedia menerima pinganannya itu. Akhirnya pda tahun 1943 Fatmawati dan
Soekarno menikah, usia Soekarno ketika itu 40 tahun dan Fatmawati 19 tahun
Menjelang
Proklamasi kemerdekaan, ketika Soekarno dan Moh. Hatta diculik ke Rengasdengklok. Fatmawati dan
Guntur menyertainya. Guntur adalah anak pertama Soekarno dan Fatmawati, waktu
Guntur masih bayi, bendera yang dikibarkan di halaman rumah Soekarno di jalan
Pegangasaan Timur Nomor 56 dijahit oleh Fatmawati, Bendera itu sekarang
dijadikan bendera pusaka.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah
pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan dan kerja keras bangsa
Indonesia.
Sepatutnyalah kita sebagai
penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan kehidupan Indonesia dengan
tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji
hanya bagi Alloh Tuhan Seraya Alam, yang telah memberi kemudahan bagi penulis
dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu terselesaikanya makalah ini.
Makalah ini berjudul
proklamasi kemerdekaan Indonesia yang berisi tentang awal mula kemerdekaan
terjadi hingga peristiwa penting didalamnya.
Penulis menyadari makalah ini
jauh dari kata sempurna, karena hanya Allah yang maha sempurna, meski penulis
telah mengeluarkan seluruh kemampuan.
Penulis mengharapkan saran
juga kritik dari pembaca agar lebih baik dimasa datang.
Semoga makalah ini bermanfaat.
Penulis
M A K A L A H
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah IPS
Oleh :
Ade Irwan Septiawan
Tarbiyah / PGMI
INSTITUT AGAMA
ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH
PONDOK
PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA
2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar