BAB I
DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
Banyak para ahli yang
menyebutkan tentang penyebab perubahan sosial. Salah satunya tokoh dalam
tema-tema pembangunan adalah David Chlellnd. Ia berpendapat bahwa penyebab
perubahan sosial adalah apa yang ia sebut sebagai virus n-Ach (need archievement) yaitu virus yang
menyebabkan seseorang mempunyai hasrat untuk berprestasi. Virus itu didapatkan
melalui pengajaran masa kecil seperti dongeng, cerita pengantar tidur,
buku-buku bacaan dan lain-lain. Virus ini menularkan etos kerja yang
menumbuhkan semangat dan optimisme. Virus n-Ach ini sangat dipengaruhi oleh
lembaga keluarga yaitu child teaching
practice oleh orang tua. Ia membagi virus n-ach ini menjadi tiga, yaitu :
a.
Need for archivement (keinginan untuk berprestasi)
b.
Need for power (keinginan untuk berkuasa)
c.
Need for affiliation (keluarga untuk bersahabat).
Setiap individu memiliki
dominasi yang berbeda-beda dalam kebutuhan-kebutuhan di atas, pembangunan
sebuah dampak akibat bersifat pribadi atau sosial ataupun bersifat negatif
maupun positif. Sosiologi akan membahas dampak perubahan sosial secara sosial
baik bersifat negatif ataupun positif.
A.
Dampak perubahan sosial yang
bersifat positif :
- Dinamisisasi masyarakat
Setiap
anggota masyarakat secara otomatis wajib untuk meningkatkan kapasitas
individunya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini. Sistem norma dalam
masyarakatpun dapat berubah. Penggantian norma mungkin saja terjadi karena
penggerusan nilai (erosi nilai). Proses erosi nilai ini dapat terjadi karena
pengikisan norma. Selain itu, penentangan terhadap norma juga memunculkan erosi
norma terakhir, terjadi pergantian norma.
- Modernisasi
Modernisasi melahirkan manusia modern. Manusia modern mengacu pada
pandangan hidup, sikap dan tindakan, bukan penampilan fisik seperti model
pakaiaan, pergaulan bebas, maupun gaya hidup ke barat-baratan.
Modernisasi
menurut Koentjaraningrat adalah usaha untuk hidup sesuai dengan kondisi dan
situasi dunia sekarang. Schoorl (1980) mengungkapkan bahwa modernisasi adalah
proses penerapan ilmu dan teknologi dalam semua segi kehidupan manusia ke arah
yang lebih baik selama diterima oleh masyarakat. Smith (1973) menyebut
modernisasi sebagai proses yang dilandasi seperangkat rencana dan kebijaksanaan
untuk merubah masyarakat ke kehidupan yang lebih maju dalam kehormatan
tertentu.
Menurut
Alex Inkeless (1966) manusia dianggap modern jika :
- Bersedia menerima
pengalaman baru, terbuka terhadap penemuan dan perubahan baru
- Dapat menangkap dan
memahami masalah, tidak hanya di lingkungan terdekat tetapi lingkungan yang
jauh
- Berpandangan maju
tanpa mengabaikan masa lalu
- Teratur, tersusun dan
teliti dalam menyelesaikan masalah
- Mempunyai perencanaan
yang matang
- Yakin bahwa manusia
dapat mengatasi masalah yang timbul dari lingkungan guna mencapai tujuan tertentu
- Berprinsip semua hal
dapat diperhitungkan
- Menghargai karya
orang lain/ harkat hidup orang lain
- Percaya pada ilmu
pengetahuan dan teknologi
- Menerima kritik yang
membangun
- Aktif berpolitik.
- Globalisasi
Globalisasi
proses integrasi bangsa-bangsa di dunia ke dalam sebuah sistem global yang
melintas batas-batas suatu negara.
Akibat
paham barat masuk ke Indonesia hedenisme, individualisme, sekularisme,
materialisme.
B.
Dampak Perubahan Sosial yang
Bersifat Negatif :
- Disorganisasi dan Demoralisasi
Penyebab utama
diorganisasi sosial adalah rusaknya tatanan budaya akibat masuknya salah satu
unsur budaya lain. Kecepatan perubahan yang tidak diimbangi oleh pemahaman
warga masyarakat akan proses perubahan akan menyebabkan diorganisasi sosial
pula. Menurut Fierabend dan Fierabend, (1972) ketika suatu negara mencapai
tahap modernisasi yang utuh, maka kecepatan tingkat perubahan pun menurun.
Ketika
suatu kebudayaan mengalami diorganisasi yang sangat parah maka perasaan aman,
moral dan tujuan hidup masyarakat menjadi tak menentu. Hal ini akan menimbulkan
rapuh kepribadian (personaly disorganized)
bagi pribadi-pribadi yang berperilaku tak menentu, kabur dan saling
bertentangan. Apabila hal ini berlanjut akan mengalami demoralisasi artinya
orang yang mengalami ketiadaan semangat hidup yang dicirikan dengan kehilangan
pedoman hidup, menarik diri dari masyarakat dan bersikap apatis.
- Disintegrasi Sosial
Diorganisasi
sosial akan mendahului disintegrasi sosial dengan gejala sebagai berikut :
a. Gejala-gejala
diintegrasi
-
Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di
antara sesama anggota masyarakat mengenai tujuan masyarakat yang semula
dijadikan pegangan atau patokan setiap masyarakat
-
Norma-norma masyarakat tidak dapat berfungsi
dengan baik sebagai alat untuk mencapai tujuan masyarakat
-
Ada pertentangan antar norma dalam masyarakat
sehingga menimbulkan kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri
-
Tidak ada sanksi tegas bagi pelanggar norma
-
Tindakan-tindakan masyarakat sudah tidak sesuai
dengan norma-norma yang ada
-
Terjadi interaksi sosial yang ditandai oleh proses
yang dissosiatif.
b. Bentuk-bentuk
diintegrasi :
1. Pergolakan daerah
Pergolakan
daerah adalah suatu pergerakan vertikal atau horizontal yang dilakukan secara
serentak di suatu daerah untuk melaksanakan kehendak atau cita-cita.
Sebab-sebab terjadinya pergolakan daerah :
-
Perbedaan ideologi antar golongan dalam masyarakat
-
Adanya pertentangan-pertentangan sosial yang
berkepanjangan dan sulit diatasi
-
Tindakan sewenang-wenang dari pemegang kekuasaan
-
Adanya tokoh sebagai pendorong dari simbol
pergerakan.
2. Kenakalan remaja
Kenakalan
remaja termasuk perilaku menyimpang secara sosiologi disebut juvenile delinquency. Apabila orang
dewasa yang melakukan hal tersebut disebut kriminalitas.
Perilaku
kenakalan remaja bukan warisan genetik. Remaja adalah masa dimana seseorang
sedang mencari jati dirinya dengan significant
other. Significant other adalah
orang-orang yang bepengaruh yaitu orang-orang yang persetujuannya diharapkan
akan penilaiannya mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Pembangunan
dan modernisasi merupakan sesuatu hal yang dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kehidupan remaja. Oleh karena itu, modernisasi dapat menyediakan
berbagai barang, jasan dan fasilitas, sarana/ prasarana yang dapat mempengaruhi
kondisi psikologi, sikap, mental dan perilaku remaja ke arah yang tidak baik.
Serta tidak bertanggung jawab misalnya tersedianya berbagai hiburan malam,
diskotik, film, rental video, wilayah remang-remang, berbagai minuman keras,
obat-obatan terlarang, alat kontrasepsi dan sebagainya.
Para remaja
yang tidak kuat kepribadiannya akan terpengaruh oleh lingkungan yang kurang
baik dan berubah menjadi nakal. Sikap dan perilakunya menyimpang dari tata
nilai dan norma yang berlaku sehingga menimbulkan kerugian bagi dirinya, masyarakat
dan lingkungan, contoh :
Perkelahian
massal, mengompas, mencuri, penyimpangan perilaku sosial, minum-minuman keras,
menghisap ganja, membentuk geng liar dan sebagianya.
Berikut
faktor-faktor penyebab kenakan remaja :
1) Kurangnya perhatian,
kasih sayang, dan pengawasan orang tua
2) Keluarga yang tidak
harmonis (broken home)
3) Fasilitas yang
berlebihan, tetapi kurang pengawasan
4) Lingkungan dan kawan
bergaul yang tidak baik
5) Kepribadian yang
lemah : tidak mampu menghadapi tantangan, hambatan dan godaan kehidupan.
Berikut
cara mengatasi kenakalan remaja :
1) Perlu diperhatikan
pengawasan dan kasih sayang orang tua
2) Menciptakan keluarga
yang harmonis (keluarga sakinah)
3) Tidak memanjakan
anak/ memberi fasilitas yang berlebihan
4) Mengupayakan remaja
untuk tidak masuk ke lingkungan yang buruk
5) Pihak sekolah (SMP/
SMA) harus mewaspadai tingkah laku siswanya dan menegakkan disiplin
6) Memperbanyak saran
penyaluran kreativitas remaja melalui olah raga, kesenian, lintas alam dan
sebagainya
7) Perlu kerja sama yang
baik antara pihak sekolah dengan aparat keamanan, psikolog, dan tokoh
masyarakat
8) Perlu bimbingan
rohani/ keagamaan yang intensif.
3. Kriminalitas
Kriminalitas
terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungan yang berisi peran
dan status yang menyimpang. Apabila tingkah laku kriminal dianggap biasa
layaknya tingkah laku baik maka inilah yang disebut oleh E.H. Sutherlan (1962)
sebagai proses asosiasi yang diferensial (differensial
association). Pada lingkungan yang mengalami perubahan sosial cukup tinggi
maka hal tersebut bisa sangat mungkin terjadi.
Saat ini
dikenal adanya white collar crime, yaitu
sebuah kriminalitas yang dilakukan oleh para pejabat dan pengusaha. Saat ini
marilah kita lihat kondisi di Indonesia. Korupsi merupakan suatu kriminalitas
yang dianggap biasa dan penegak hukum terhadap para aktor-aktor white collar crime sangat susah untuk
dilakukan. MENGAPA HAL TERSEBUT TERJADI?
c. Usaha-usaha mengatasi
disintegrasi
-
Tindakan preventif (pencegahan)
Contoh tindakan ini adalah
dengan membentuk undang-undang yang berisi peraturan dan sanksi-sanksi yang
jelas.
-
Tindakan represif (hukuman)
Hukuman diberikan kepada
orang-orang yang sudah terlanjur berbuat kejahatan agar mereka insyaf dan
kembali ke jalan yang benar.
-
Tindakan rehabilitasi
Bimbingan dan pembinaan yang
terus menerus kepada para narapidana di lembaga-lembaga permasyarakatan agar
setelah bebas dapat diterima di masyarakat.
-
Tindakah persuasif edukatif
Pengarahan, nasihat dan
pendidikan untuk memasukan pesan moral kepada orang-orang yang melakukan
pelanggaran ringan agar mereka menyadari apa yang mereka lakukan adalah
menyimpang dari aturan dan norma yang berlaku. Tindakan ini dilakukan melalui
alat-alat komunikasi seperti televisi, buku, surat kabar, film, radio, pamlet,
poster sehingga mampu menanamkan sugesti untuk menolak perbuatan-perbuatan
menyimpang.
- Perubahan Sosial yang Tidak Merata
Perubahan
sosial seperti yang diungkapkan oleh Ogburn yang cenderung pada adanya
perubahan unsur budaya. Unsur budaya yang mengalami perubahan sosial tidak
berlangsung secara sinergis terkadang ada salah satu unsur yang berubah dengan
sangat cepat maupun lambat. Jarak antar penyesuaian inilah yang disebut Ogburn
sebagai konsep cultural lag (kesenjangan
budaya). Cultural lag bukanlah tanda
adanya keterbelakangan masyarakat, tetapi gejala yang menandakan masyarakat
yang sangat dinamis dan semakin kompleks.
BAB II
KESIMPULAN
Dampak dari perubahan sosial
ada 2 yaitu dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak positif dari
perubahan sosial yaitu :
1. Dinamisasi masyarakat
2. Modernisasi
Modernisasi adalah proses
penerapan ilmu dan teknologi dalam semua segi kehidupan manusia ke arah yang
lebih baik selama diterima oleh masyarakat
3. Globalisasi
Globalisasi adalah proses
integrasi bangsa-bangsa di dunia ke dalam sebuah sistem global yang melintas
batas-batas suatu negara.
Dalam paham barat masuk ke
Indnesia individualisme, sekularisme, hedonisme, materialisme dan dampak
negatif dari perubahan sosial.
1. Disorganisasi dan
demoralisasi
Penyebabnya adalah rusaknya
tatanan budaya akibat masuknya salah satu unsur budaya lain.
2. Disintegrasi sosial
- Gejala-gejala
disintegrasi
- Bentuk-bentuk
disintegrasi
-
Pergolakan daerah
-
Kenakalan remaja
-
Kriminalitas
- Usaha-usaha
mengatasi disintegrasi
-
Tindakan preventif
-
Tindakan represif
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Tuhan yang
telah memberi kesehatan dan kekuatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun guna
menunjang pembelajaran siswa pada mata pelajaran Sosiologi. Di samping itu,
dengan segenap kemampuan penyusun makalah ini merujuk pada hasil diskusi kami.
Diharapkan makalah ini dapat membantu kebutuhan pembelajaran yang dapat
mendorong siswa belajar secara aktif (membaca, menemukan, mengembangkan dan
melaksanakan dengan terampil apa yang dipelajarinya).
Akhir kata kami menyadari,
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, segala kritikan dan saran
dari para pembaca sangat dinantikan guna perbaikan lebih lanjut.
Tasikmalaya, Nopember 2009
Penyusun
SOSIOLOGI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Sosiologi
Disusun oleh :
Ani Maryani
Desa Riani
Sumiati Rohyani
Hanhan Afifah
Yepi Sri Rahayu
Erna Prapitasari
Kelas XII.IPS.2
MADRASAH
ALIYAH NEGERI
Jl. Raya
Panumbangan No. 33 Ciawi – Tasikmalaya
2009/ 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar