Sabtu, 30 Mei 2015

Dampak Perubahan Sosial Makalah Sosiologi

BAB I
DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL

Banyak para ahli yang menyebutkan tentang penyebab perubahan sosial. Salah satunya tokoh dalam tema-tema pembangunan adalah David Chlellnd. Ia berpendapat bahwa penyebab perubahan sosial adalah apa yang ia sebut sebagai virus n-Ach (need archievement) yaitu virus yang menyebabkan seseorang mempunyai hasrat untuk berprestasi. Virus itu didapatkan melalui pengajaran masa kecil seperti dongeng, cerita pengantar tidur, buku-buku bacaan dan lain-lain. Virus ini menularkan etos kerja yang menumbuhkan semangat dan optimisme. Virus n-Ach ini sangat dipengaruhi oleh lembaga keluarga yaitu child teaching practice oleh orang tua. Ia membagi virus n-ach ini menjadi tiga, yaitu :
a.      Need for archivement (keinginan untuk berprestasi)
b.      Need for power (keinginan untuk berkuasa)
c.       Need for affiliation (keluarga untuk bersahabat).
Setiap individu memiliki dominasi yang berbeda-beda dalam kebutuhan-kebutuhan di atas, pembangunan sebuah dampak akibat bersifat pribadi atau sosial ataupun bersifat negatif maupun positif. Sosiologi akan membahas dampak perubahan sosial secara sosial baik bersifat negatif ataupun positif.

A.    Dampak perubahan sosial yang bersifat positif :
  1. Dinamisisasi masyarakat
Setiap anggota masyarakat secara otomatis wajib untuk meningkatkan kapasitas individunya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini. Sistem norma dalam masyarakatpun dapat berubah. Penggantian norma mungkin saja terjadi karena penggerusan nilai (erosi nilai). Proses erosi nilai ini dapat terjadi karena pengikisan norma. Selain itu, penentangan terhadap norma juga memunculkan erosi norma terakhir, terjadi pergantian norma.
  1. Modernisasi
Modernisasi melahirkan manusia modern. Manusia modern mengacu pada pandangan hidup, sikap dan tindakan, bukan penampilan fisik seperti model pakaiaan, pergaulan bebas, maupun gaya hidup ke barat-baratan.
Modernisasi menurut Koentjaraningrat adalah usaha untuk hidup sesuai dengan kondisi dan situasi dunia sekarang. Schoorl (1980) mengungkapkan bahwa modernisasi adalah proses penerapan ilmu dan teknologi dalam semua segi kehidupan manusia ke arah yang lebih baik selama diterima oleh masyarakat. Smith (1973) menyebut modernisasi sebagai proses yang dilandasi seperangkat rencana dan kebijaksanaan untuk merubah masyarakat ke kehidupan yang lebih maju dalam kehormatan tertentu.
Menurut Alex Inkeless (1966) manusia dianggap modern jika :
-       Bersedia menerima pengalaman baru, terbuka terhadap penemuan dan perubahan baru
-       Dapat menangkap dan memahami masalah, tidak hanya di lingkungan terdekat tetapi lingkungan yang jauh
-       Berpandangan maju tanpa mengabaikan masa lalu
-       Teratur, tersusun dan teliti dalam menyelesaikan masalah
-       Mempunyai perencanaan yang matang
-       Yakin bahwa manusia dapat mengatasi masalah yang timbul dari lingkungan guna mencapai tujuan tertentu
-       Berprinsip semua hal dapat diperhitungkan
-       Menghargai karya orang lain/ harkat hidup orang lain
-       Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi
-       Menerima kritik yang membangun
-       Aktif berpolitik.
  1. Globalisasi
Globalisasi proses integrasi bangsa-bangsa di dunia ke dalam sebuah sistem global yang melintas batas-batas suatu negara.
Akibat paham barat masuk ke Indonesia hedenisme, individualisme, sekularisme, materialisme.

B.     Dampak Perubahan Sosial yang Bersifat Negatif :
  1. Disorganisasi dan Demoralisasi
Penyebab utama diorganisasi sosial adalah rusaknya tatanan budaya akibat masuknya salah satu unsur budaya lain. Kecepatan perubahan yang tidak diimbangi oleh pemahaman warga masyarakat akan proses perubahan akan menyebabkan diorganisasi sosial pula. Menurut Fierabend dan Fierabend, (1972) ketika suatu negara mencapai tahap modernisasi yang utuh, maka kecepatan tingkat perubahan pun menurun.
Ketika suatu kebudayaan mengalami diorganisasi yang sangat parah maka perasaan aman, moral dan tujuan hidup masyarakat menjadi tak menentu. Hal ini akan menimbulkan rapuh kepribadian (personaly disorganized) bagi pribadi-pribadi yang berperilaku tak menentu, kabur dan saling bertentangan. Apabila hal ini berlanjut akan mengalami demoralisasi artinya orang yang mengalami ketiadaan semangat hidup yang dicirikan dengan kehilangan pedoman hidup, menarik diri dari masyarakat dan bersikap apatis.
  1. Disintegrasi Sosial
Diorganisasi sosial akan mendahului disintegrasi sosial dengan gejala sebagai berikut :
a.       Gejala-gejala diintegrasi
-         Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara sesama anggota masyarakat mengenai tujuan masyarakat yang semula dijadikan pegangan atau patokan setiap masyarakat
-         Norma-norma masyarakat tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai tujuan masyarakat
-         Ada pertentangan antar norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri
-         Tidak ada sanksi tegas bagi pelanggar norma
-         Tindakan-tindakan masyarakat sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang ada
-         Terjadi interaksi sosial yang ditandai oleh proses yang dissosiatif.
b.      Bentuk-bentuk diintegrasi :
1.      Pergolakan daerah
Pergolakan daerah adalah suatu pergerakan vertikal atau horizontal yang dilakukan secara serentak di suatu daerah untuk melaksanakan kehendak atau cita-cita. Sebab-sebab terjadinya pergolakan daerah :
-          Perbedaan ideologi antar golongan dalam masyarakat
-          Adanya pertentangan-pertentangan sosial yang berkepanjangan dan sulit diatasi
-          Tindakan sewenang-wenang dari pemegang kekuasaan
-          Adanya tokoh sebagai pendorong dari simbol pergerakan.
2.      Kenakalan remaja
Kenakalan remaja termasuk perilaku menyimpang secara sosiologi disebut juvenile delinquency. Apabila orang dewasa yang melakukan hal tersebut disebut kriminalitas.
Perilaku kenakalan remaja bukan warisan genetik. Remaja adalah masa dimana seseorang sedang mencari jati dirinya dengan significant other. Significant other adalah orang-orang yang bepengaruh yaitu orang-orang yang persetujuannya diharapkan akan penilaiannya mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Pembangunan dan modernisasi merupakan sesuatu hal yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan remaja. Oleh karena itu, modernisasi dapat menyediakan berbagai barang, jasan dan fasilitas, sarana/ prasarana yang dapat mempengaruhi kondisi psikologi, sikap, mental dan perilaku remaja ke arah yang tidak baik. Serta tidak bertanggung jawab misalnya tersedianya berbagai hiburan malam, diskotik, film, rental video, wilayah remang-remang, berbagai minuman keras, obat-obatan terlarang, alat kontrasepsi dan sebagainya.
Para remaja yang tidak kuat kepribadiannya akan terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik dan berubah menjadi nakal. Sikap dan perilakunya menyimpang dari tata nilai dan norma yang berlaku sehingga menimbulkan kerugian bagi dirinya, masyarakat dan lingkungan, contoh :
Perkelahian massal, mengompas, mencuri, penyimpangan perilaku sosial, minum-minuman keras, menghisap ganja, membentuk geng liar dan sebagianya.
Berikut faktor-faktor penyebab kenakan remaja :
1)      Kurangnya perhatian, kasih sayang, dan pengawasan orang tua
2)      Keluarga yang tidak harmonis (broken home)
3)      Fasilitas yang berlebihan, tetapi kurang pengawasan
4)      Lingkungan dan kawan bergaul yang tidak baik
5)      Kepribadian yang lemah : tidak mampu menghadapi tantangan, hambatan dan godaan kehidupan.
Berikut cara mengatasi kenakalan remaja :
1)      Perlu diperhatikan pengawasan dan kasih sayang orang tua
2)      Menciptakan keluarga yang harmonis (keluarga sakinah)
3)      Tidak memanjakan anak/ memberi fasilitas yang berlebihan
4)      Mengupayakan remaja untuk tidak masuk ke lingkungan yang buruk
5)      Pihak sekolah (SMP/ SMA) harus mewaspadai tingkah laku siswanya dan menegakkan disiplin
6)      Memperbanyak saran penyaluran kreativitas remaja melalui olah raga, kesenian, lintas alam dan sebagainya
7)      Perlu kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan aparat keamanan, psikolog, dan tokoh masyarakat
8)      Perlu bimbingan rohani/ keagamaan yang intensif.
3.      Kriminalitas
Kriminalitas terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungan yang berisi peran dan status yang menyimpang. Apabila tingkah laku kriminal dianggap biasa layaknya tingkah laku baik maka inilah yang disebut oleh E.H. Sutherlan (1962) sebagai proses asosiasi yang diferensial (differensial association). Pada lingkungan yang mengalami perubahan sosial cukup tinggi maka hal tersebut bisa sangat mungkin terjadi.
Saat ini dikenal adanya white collar crime, yaitu sebuah kriminalitas yang dilakukan oleh para pejabat dan pengusaha. Saat ini marilah kita lihat kondisi di Indonesia. Korupsi merupakan suatu kriminalitas yang dianggap biasa dan penegak hukum terhadap para aktor-aktor white collar crime sangat susah untuk dilakukan. MENGAPA HAL TERSEBUT TERJADI?
c.       Usaha-usaha mengatasi disintegrasi
-          Tindakan preventif (pencegahan)
Contoh tindakan ini adalah dengan membentuk undang-undang yang berisi peraturan dan sanksi-sanksi yang jelas.
-          Tindakan represif (hukuman)
Hukuman diberikan kepada orang-orang yang sudah terlanjur berbuat kejahatan agar mereka insyaf dan kembali ke jalan yang benar.
-          Tindakan rehabilitasi
Bimbingan dan pembinaan yang terus menerus kepada para narapidana di lembaga-lembaga permasyarakatan agar setelah bebas dapat diterima di masyarakat.
-          Tindakah persuasif edukatif
Pengarahan, nasihat dan pendidikan untuk memasukan pesan moral kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran ringan agar mereka menyadari apa yang mereka lakukan adalah menyimpang dari aturan dan norma yang berlaku. Tindakan ini dilakukan melalui alat-alat komunikasi seperti televisi, buku, surat kabar, film, radio, pamlet, poster sehingga mampu menanamkan sugesti untuk menolak perbuatan-perbuatan menyimpang.




  1. Perubahan Sosial yang Tidak Merata
Perubahan sosial seperti yang diungkapkan oleh Ogburn yang cenderung pada adanya perubahan unsur budaya. Unsur budaya yang mengalami perubahan sosial tidak berlangsung secara sinergis terkadang ada salah satu unsur yang berubah dengan sangat cepat maupun lambat. Jarak antar penyesuaian inilah yang disebut Ogburn sebagai konsep cultural lag (kesenjangan budaya). Cultural lag bukanlah tanda adanya keterbelakangan masyarakat, tetapi gejala yang menandakan masyarakat yang sangat dinamis dan semakin kompleks.



BAB II
KESIMPULAN

Dampak dari perubahan sosial ada 2 yaitu dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak positif dari perubahan sosial yaitu :
1.      Dinamisasi masyarakat
2.      Modernisasi
Modernisasi adalah proses penerapan ilmu dan teknologi dalam semua segi kehidupan manusia ke arah yang lebih baik selama diterima oleh masyarakat
3.      Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi bangsa-bangsa di dunia ke dalam sebuah sistem global yang melintas batas-batas suatu negara.
Dalam paham barat masuk ke Indnesia individualisme, sekularisme, hedonisme, materialisme dan dampak negatif dari perubahan sosial.
1.      Disorganisasi dan demoralisasi
Penyebabnya adalah rusaknya tatanan budaya akibat masuknya salah satu unsur budaya lain.
2.      Disintegrasi sosial
  1. Gejala-gejala disintegrasi
  2. Bentuk-bentuk disintegrasi
-          Pergolakan daerah
-          Kenakalan remaja
-          Kriminalitas
  1. Usaha-usaha mengatasi disintegrasi
-          Tindakan preventif
-          Tindakan represif



KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan yang telah memberi kesehatan dan kekuatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun guna menunjang pembelajaran siswa pada mata pelajaran Sosiologi. Di samping itu, dengan segenap kemampuan penyusun makalah ini merujuk pada hasil diskusi kami. Diharapkan makalah ini dapat membantu kebutuhan pembelajaran yang dapat mendorong siswa belajar secara aktif (membaca, menemukan, mengembangkan dan melaksanakan dengan terampil apa yang dipelajarinya).
Akhir kata kami menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, segala kritikan dan saran dari para pembaca sangat dinantikan guna perbaikan lebih lanjut.

Tasikmalaya,   Nopember 2009

Penyusun



SOSIOLOGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Sosiologi

 












Disusun oleh :
Ani Maryani
Desa Riani
Sumiati Rohyani
Hanhan Afifah
Yepi Sri Rahayu
Erna Prapitasari
Kelas XII.IPS.2


MADRASAH ALIYAH NEGERI
Jl. Raya Panumbangan No. 33 Ciawi – Tasikmalaya

2009/ 2010 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar