Minggu, 31 Mei 2015

Makalah Pengukuran Matematika - zona IAILM

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Konsep-konsep dan keterampilan dari kurikulum matematika semuanya berkaitan dengan apa yang diukur dengan apa yang menjadi satuan ukur standar. Kunci untuk mengembangkan keterampilan dalam  pengukuran adalah pengalaman yang cukup dengan kegiatan pengukuran. Oleh karena itu, sebaiknya siswa disyaratkan mempunyai keterampilan mengukur melalui latihan.
Mereka juga perlu diberitahu hal-hal yang penting dalam pengukuran yaitu hasil pengukuran tidak pernah pasti, namun dalam pengukuran biasanya ada aproksimasi. Selain itu siswa perlu juga latihan untuk memperkirakan dalam pengukuran.
B.     Tujuan
Tulisan ini disusun dengan maksud untuk memberikan tambahan pengetahuan berupa wawasan tentang pengukuran supaya mengetahui tentang pengukuran panjang, luas, volume, waktu dan sudut.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGUKURAN BERDASARKANN WAKTU
Operasi hitung yang melibatkan satuan waktu
Satuan waktu yang lamanya 24 jam disebut 1 hari. Satuan waktu yang sangat kecil dan sering dipakai dalam operasi hitung adalah detik.
1 jam = 60 menit, 1 menit = 600 detik
Oleh karena itu 1 jam = 60 x 60 detik = 3.600 detik.
Jika kita bias mengubah waktu dari jam ke menit dan detik atau sebaliknya.
Contoh :
Seorang tekhnisi memperbaiki sebuah komputer dalam waktu 4 jam 36 menit 17 detik, kemudiain dia memperbaiki mesin paksimili dalam waktu 3 jam 21 menit 45 detik. Berapa waktu seluruhnya yang diperlukan tekhnisi itu untuk memperbaiki dua alat tersebut ?
Penyelesaian :
4 jam 36 menit 17 detik
3 jam 21 menit 45 detik
7 jam 57 menit 62 detik
Atau 7 jam 58 menit 2 detik
Jadi teknisi tersebut membutuhkan waktu 7 jam 58 menit 2 detik.
B.     Kecepatan
Kecepatan adalah perbandingan jarak dalam lama waktu, misal Pak Randi mengendarai mobil dari Kudus ke Surabaya yang berjarak 267 km. jarak itu ditempuh dalam waktu 3 jam. Kecepatan rata-ratanya adalah ?
Jika d menyatakan jarak
       v menyatakan kecepatan
       t menyatakan waktu
       maka v = d : t
contoh
diketahui jarak dua kota adalah 240 km. waktu yang dibutuhkan untuk menempuhnya adalah 6 jam. Berapa kecepatan rata-ratanya ?
d = 240 km dan t = 6 jam
v =
v =
v = 40 km/jam
jadi kecepatan rata-ratanya adalah 40 km/jam

C.    Pengukuran Sudut
Menentukan dan menaksir suatu sudut
Menentukan besar sudut
Perhatikan gambar jam dibawah ini :
 







Letak jarum jam semula tepat pada angka 12, kemudian bergerak kekanan melewati angka 1, 2, 3, dan seterusnya kemudian kembali ke posisi semula, yaitu angka 12. berarti jarum panjang tersebut berputar satu putaran penuh atau sebesar 3600.
Pada jam terdapat 12 angka, angka yang satu dengan yang lain mempunyai jarak yang sama berarti besar sudut yang dibentuk juga sama. Karena itu, besar sudut yang dibentuk juga sama. Untuk setiap jarak dua angka = 3600 : 12 = 300.


Contoh :
Jarum panjang menunjuk angka 12
Jarum pendek menunjukan angka 1, berarti pukul 01.00 besar sudut yang dibentuk adalah 30 x 1= 300.
 








Besar sudut pukul 03.00 adalah 300 x 3 = 900
Besar sudut pukul 4 lebih 30 menit (04.30) adalah
300 + 300 = 150 + 300 = 450

Menaksir besar sudut
Untuk menaksir besar sudut ingat kembali sudut lancip, sudut siku, dan sudut tumpul.
Perhatikan keiga sudut dibawah ini !
 





   Sudut siku-siku
 
   Sudut tumpul
 
   Sudut lancip
 
                


Besar sudut lancip adalah kurang dari sudut siku-siku (Ð 900) besar sudut siku-siku adalah 900.
Besar sudut tumpul adalah lebih dari sudut siku-siku (Ð 900)

Contoh :
B
 
A
 
C
 
Besar sudut ABC adalah kurang dari 900
 
Besar sudut PQR lebih dari 900
 
 









                                                                                              


D.    Pengukuran Volume
Km3 (kilo meter kubik)
 
Satuan volume

 


                  
 




dm3 (desi meter kubik)
 
                                                                              

 










Contoh
Rumus volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk
Dik : panjang rusuk kubus 1 m
        Maka volumenya = 1 m x 1 m x 1 m = 1 m3
        Karena 1 m = 10 dm, maka
        Volume kubus = 1m x 1m x 1m
                                = 10dm x 10dm x 10dm x 10dm
                                = 10 x 10 x 10 x dm3
                                = 1.000 dm3
        Jadi 1 m3 = 1.000 dm3

Karena 1m = 100 cm, maka :
Volume kubus = 1m x 1m x 1m
                        = 100 cm x 100 cm x 100 cm
                        = 100 x 100 x 100 x cm3
                        = 1.000.000 cm3          

Ket : setiap turun satu tangga nilainya dikalikan 1.000 sebaliknya setiap satu tangga nilainya dibagi 1.000.
Ada juga satuan volume yang dinyatakan dengan liter (l). Liter adalah nama lain dari dm3, jadi 1 dm3 = 1 liter
kl
 
Perhatikan tangga satuan volume menggunakan liter !
 







cl
 
                                                                    
 



E.     Pengukuran Luas
Sebuah pengukuran luas menggunakan tingkatan.
Satuan luas berikut :
 





























Keterangan
1.      Kilometer persegi = km x km
Hektometer persegi = hm x hm x ha hekto are atau hektar
Dekameter persegi = dam x dam = are
Meter persegi = m x m = ca (senti are)
2.      Setiap turun 1 tingkat berarti mengalikan 100 atau menambah 2 nol, atau menggeser koma, 2 angka atau kekanan. Setiap naik satu tingkat berarti membagi 100 atau mengurangi 2 nol atau menggeser koma dua angka ke kiri.
Contoh I :
1 km2 = 100 hm2 = 10.000 dam2 = 1.000.000 m2.
2 m2 = 200 dm2 = 20.000 cm = 2.000.000 mm
Contoh II :
3,05 dam2 + 250 m2 =             m2
Penyelesaian
3,05 dm2 = 305 m2
250 m2    = 250 m2    +
               = 555 m2













BAB III
PENUTUP

-          Atas berkat rahmat Allahh SWT Yang Maha Kuasa, penulis telah menyusun makalah ini.
-          Ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dan terutama kepada yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini.
-          Harapan supaya makalahh ini bermamfaat khususnya bagi  penulis dan umumnya bagi pembaca.

Kesimpulan
-          Pengukuran dilakukan dengan membandingkan nilai besaran yang dikur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai agar sesuatu yang diukur itu dapat dinyatakakn dengan bilangan supaya menjadi jelas.















M A K A L A H
P E N G U K U R A N

Diajukakn Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Dari Mata Kuliah Matematika I

Dosen Amin Suhada S.Ag, S.Pd


                                                                           
 





                                                       

                                                                                                       


Disusun Oleh :
DEWI NURSITA
Kelas 1 A

JURUSAN S1 / PGSD
SEMESTER 1 (SATU)

INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA

 
2008
KATA PENGANTAR

Pujidan syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi robbi Allah SWt yang telah memberi rahma dan karuniaNYA, sehingga penulis dapat mendapat kesempatan untuk menyusun makalah yang berjudul Pengukuran Dalam Matematika.
Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada :
1.      Bapak Amin Suhada S.Ag, S.Pd selaku Dosen Matematika.
2.      Semua pihak yang telah berpartipasi dalam penyusunan dan penulisan makalah ini.
Penulis selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, namun demikian berharap semoga makalah ini dapat  bermamfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.


Tasikmalaya,  Januari 2009
Penulis














i
 
 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................      i
DAFTAR ISI ...................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................      1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................      2
  1. Pengukuran berdasarkan waktu .............................................      4 
  2. Kecepatan ..............................................................................      4
  3. Sudut .....................................................................................      5
  4. Volume ..................................................................................      7
  5. Luas   .....................................................................................      9
BAB III PENUTUP ........................................................................      11


















ii
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar